JAKARTA, KOMPAS.com – Ban merupakan biaya terbesar kedua setelah bahan bakar dalam operasional di perusahaan angkutan barang maupun penumpang. Bahkan jika manajemen ban kurang baik, perusahaan bisa tekor.
Untuk ban sendiri, terbagi menjadi dua berdasarkan kontruksinya, bias dan radial. Saat ini masih ada beberapa truk atau bus yang menggunakan ban bias karena kekuatannya. Walaupun kuat, ban bias juga tetap bisa rusak.
Tire & Rim Consultant dan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Bambang Widjanarko mengatakan, salah satu kerusakan pada ban bias yang sering terjadi yaitu groove crack atau retak alur.
Baca juga: Kendaraan Pakai Pelat Nomor Palsu, Hukumannya Bisa Dipenjara
“Groove crack ini terjadi sobek atau pecah di bagian alur atau telapak ban. Jika sudah pecah, tentunya ban tidak bisa digunakan lagi, mau tipe tubeless maupun tube type,” kata Bambang kepada Kompas.com, Selasa (15/12/2020).
Selain itu, ada banyak penyebab dari groove crack, mulai dari ban yang pernah mengalami benturan dengan lubang atau benda padat di jalan, kerikil yang terselip di alur telapak ban dan kelebihan tekanan udara.
Baca juga: Gegara Lampu Hazard, Pengendara Motor Hampir Tertabrak Bus
“Kerikil yang ada di alur ban jika tidak sering dibersihkan lama-kelamaan merobek karet compound ban karena sering tergilas. Kemudian kelebihan udara di ban bias sangat tidak baik, berbeda dengan ban radial,” kata Bambang.
Akibat dari kelebihan tekanan udara di ban bias yaitu seluruh bagian bannya tertarik. Kemudian cerukan pada alur telapak ban adalah bagian paling tipis yang mengalami stress paling berat, sehingga robek.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.