Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liburan Lewat Tol, Ingat Cara Cegah Tabrakan Beruntun

Kompas.com - 15/12/2020, 10:42 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu kecelakan yang berpotensi terjadi saat musim liburan natal dan tahun baru (nataru) adalah tabrakan beruntun di jalan tol.

Akses jalan tol yang sudah menghubungkan kota besar di Pulau Jawa dan sebagian Sumatera, menjadi akses favorit pelancong akhir tahun ini. Selain itu, alasan pandemi juga mendukung.

Kecelakaa tabrakan beruntun bisa terjadi tak terlepas dari meningkatnya volume kendaraan yang melintas di jalan tol.

Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menilai, dalam kasus tabrakan beruntun, seringkali pengemudi yang sudah siap mengantisipasi tetap ikut terlibat kecelakaan karena ketidaksiapan pengemudi lain yang ada di belakangnya.

Atas dasar itu, pencegahan tabrakan beruntun harus dilakukan bersama-sama.

Baca juga: Ubah Ban Mobil Diameter Lebih Kecil Bisa Tingkatkan Akselerasi?

Menurut Jusri, hal pertama untuk mencegah terjadinya tabrakan beruntun adalah jangan melakukan perlambatan mendadak. Sebab tidak semua pengemudi siap mengantisipasi.

Selain itu, pengemudi juga harus selalu siap dan tidak boleh kehilangan kensentrasi saat mengemudi.

Honda Prospect Motor menggelar uji coba berkendara di jalan tol layang menggunakan Honda CR-VHPM Honda Prospect Motor menggelar uji coba berkendara di jalan tol layang menggunakan Honda CR-V

Jusri menilai saat mengemudi dalam waktu lama, acapkali otak akan mengalami stagnan. Kondisi inilah yang berpotensi menyebabkan terjadinya tabrakan beruntut.

“Karena bosan, ketika ada mobil di depan ngerem tiba-tiba dia tidak bisa mengantisipasi dengan maksimal,” ujar Jusri beberapa waktu lalu saat dihubungi Kompas.com.

Maka dari itu, Jusri menekankan penting bagi pengemudi untuk tidak memaksakan terus berkerandara melebihi dua jam.

Baca juga: Bagian Bumper Mobil Cenderung Lebih Kusam dibanding Bodi

Terakhir, bila menemukan kecelakan di jalan secara mendadak, Jusri menyarankan pengemudi untuk tidak hanya mengantisipasi bahaya di depan, tapi juga di belakang.

Jangan langsung mengerem. Sebab belum tentu pengemudi kendraan di belakang mampu melakukan hal serupa.

“Ada baiknya pengemudi melihat dulu kondisi di belakang sebelum melakukan tindakan. Sehingga bisa saja keputusan mengerem tidak jadi dan keputusan yang lebih baik adalah menghindar karena adanya ancaman dari belakang,” kata Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau