JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah produsen otomotif dunia kabarnya tengah ketar-ketir jika standar emisi Euro 7 mulai diberlakukan di sebagian negara dan menjadi kewajiban bagi kendaraan baru.
Pasalnya standar emisi ini bisa meningkatkan biaya produksi kendaraan konvensional (Internal Combustion Engine/ICE) hingga tidak lagi menguntungkan.
Pabrikan otomotif pun dipaksa untuk menggenjot produksi kendaraan listrik murni atau plug-in hybrid (PHEV) yang disebut-sebut lebih minim polusi dan lebih efisien.
Baca juga: Gebrakan Baru Toyota di Pasar Mobil Listrik Dunia
Dilansir dari Autonews Europe, standar emisi Euro 7 kabarnya akan berlaku paling cepat pada 2025. Saat itu angka nitrogen oksida (NOx) yang ditoleransi dari hasil pembakaran dipatok 30 mg per km.
Adapun mulai Januari 2021, standar emisi Euro 6 memberlakukan semua kendaraan di Eropa harus mengeluarkan emisi tidak lebih dari 80 mg per km.
Standar emisi Euro 7 yang ditetapkan Komisi Uni Eropa diharapkan menjadi langkah terakhir dalam mengatur batas emisi kendaraan konvensional. Euro 7 juga sekaligus menjadi embusan napas terakhir mesin pembakaran dalam pada industri otomotif global.
Hal ini dilakukan dalam rangka mengurangi polusi udara dari mesin konvensional, sebelum beralih ke kendaraan zero emission sepenuhnya.
Baca juga: Putar Setir Sampai Mentok Bisa Bikin Power Steering Hidrolik Rusak?
Sementara di Indonesia, saat ini kendaraan baru untuk pasar domestik sudah memenuhi Euro 4 sejak Oktober 2018.
Sedangkan standar emisi Euro 4 untuk kendaraan bermesin diesel, rencananya bakal direalisasikan pemerintah pada April 2022.
Cepat atau lambat, era kendaraan elektrifikasi akan segera datang. Hal ini ditandai dengan semakin gencarnya produsen otomotif menghadirkan mobil-mobil ramah lingkungan ke pasaran.
Sekarang yang jadi pertanyaan, kapan mobil listrik bisa menjangkau semua orang? Bagaimanapun canggihnya teknologi kendaraan, jika tak bisa dibeli konsumen, maka dampaknya belum bisa dirasakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.