Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingat, Pelek Juga Bisa Jadi Sumber Kerusakan Bead pada Ban Truk

Kompas.com - 01/12/2020, 12:32 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Masih membahas kerusakan pada bead, selain bead crack dan bead burn, ada yang namanya rim cut. Kerusakan ini merupakan salah satu yang sering dialami oleh truk-truk di Indonesia.

Kerusakan ban yang disebut sebagai rim cut ini masih berada disekitar bagian bead sector, yaitu berupa karet bead yang mengelupas atau robek seperti tersayat. Ada beberapa penyebab terjadinya rim cut pada ban truk.

Tire & Rim Consultant dan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Bambang Widjanarko mengatakan, seperti namanya, secara umum, rim cut disebabkan oleh pelek truk tersebut.

Baca juga: Mengenal Bead Crack pada Ban Truk dan Penyebabnya

Pelek truk sumbing atau pecahBambang Widjanarko Pelek truk sumbing atau pecah

“Bisa karena penggunaan ukuran pelek yang terlalu sempit, pelek terlalu berkarat yang tidak layak digunakan dan bopeng-bopeng di bagian bodinya, serta peleknya pecah,” ucap Bambang kepada Kompas.com, Senin (30/11/2020).

Menggunakan pelek yang terlalu sempit, akan menyebabkan bead cut jika muatannya berlebihan. Jika muatannya ringan, belum tentu bannya jadi bermasalah. Begitu juga pelek yang kotor dan berkarat atau yang bopeng-bopeng, belum tentu merusak ban.

“Tapi jika bibir peleknya sumbing atau pecah, maka ban nya pasti bermasalah, karet bead nya pasti akan mengelupas atau robek,” kata Bambang.

Baca juga: Pelajari Penyebab Bead Burn pada Ban Truk

Bibir pelek sampai sumbing atau pecah bisa terjadi karena pelek telah mengalami benturan sangat keras dengan bibir lubang atau benda padat lainnya di jalan. Jika rim cut hanya mengelupas sedikit saja, pada ban jenis tube type tetap bisa dipakai jalan, karena ada ban dalam.

“Berbeda jika pada ban tubeless yang harus benar-benar kedap karena tanpa ban dalam, udaranya akan rembes. Ada juga truk yang tidak bisa jalan setelah menghantam lubang jika peleknya sumbing atau pecah, bukan karena bannya,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau