JAKARTA, KOMPAS.com – Ada banyak kerusakan ban truk yang sering dialami oleh para pengusaha transport di Indonesia, salah satunya adalah bead burn.
Bead sendiri merupakan pondasi dari sebuah ban berupa gabungan beberapa lembar kawat baja yang terbungkus oleh karet compound dan melingkar duduk di bagian pelek bernama bead seat.
Bead burn adalah suatu kondisi di mana ban mengalami kerusakan pada bagian bead berupa luka bakar dan karet bead-nya benar-benar gosong seperti arang. Ketika kita colek bagian bead ban menggunakan jari tangan akan membekas noda hitam seperti ketika memegang arang (hangus).
Tire & Rim Consultant dan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Bambang Widjanarko mengatakan, penyebab utama bead burn yaitu dari panas yang berlebihan (overheat).
Baca juga: Mencoba Bus PO Nusantara Bodi Cityliner buatan Nusantara Gemilang
Kerusakan ban truk bead burn
“Proses terjadinya kerusakan tersebut adalah akibat bead yang terbakar setelah menerima pemanasan berlebihan melalui pelek yang diawali oleh suhu panas yang menjalar berasal dari tromol rem,” ucap Bambang kepada Kompas.com, Minggu (29/11/2020).
Salah satu penyebab temperatur tromol rem bisa menjadi panas sekali, diakibatkan adanya ketidak beresan pada sistem pengereman, yaitu gancet. Gancet ini seperti kampas rem yang tersangkut sehingga terus menempel ke tromol.
“Ketika direm, kampas remnya tidak mau terlepas lagi, terus mengatup di brake drum. Biasanya karena kesalahan mekanis, ada yang macet dan perlu diperbaiki,” kata Bambang.
Baca juga: Orang Indonesia Lebih Pilih Hybrid Ketimbang Mobil Listrik
Bead burn bisa juga disebabkan karena kesalahan dari pengemudi yang terlalu sering memakai rem kaki (service brake). Seharusnya ketika melewati medan pegunungan yang berkelok-kelok, harus dibantu dengan exhaust brake dan engine brake.
“Panas tromol karena sering memakai service brake tidak akan sepanas rem yang gancet. Suhu tromol karena gancet bisa di atas 400 derajat Celcius dan suhu pelek hampir mencapai 200 derajat Celcius seperti knalpot, karena kampas rem terus-menerus bergesekan dengan brake drum sepanjang perjalanan,” kata Bambang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.