Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Relaksasi Pajak Nol Persen Terealisasi, Harga Mobil Bekas Ikut Turun

Kompas.com - 28/09/2020, 13:22 WIB
Stanly Ravel,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski sampai saat ini wancana relaksasi pajak nol persen untuk mobil baru masih menjadi wancana tanpa kepastian, tapi kabar tersebut sudah menimbulkan efek negatif bagi sebagian agen pemegang merek (APM).

Pasalnya, semenjak isu tersebut keluar, banyak calon konsumen yang akhirnya memilih untuk menunda pembelian guna menunggu stimulus yang diberikan pemerintah. Tujuannya tak lain agar mendapatkan harga mobil dengan lebih murah.

Lantas bagaimana di segmen mobil bekas, walau sejauh ini diklaim belum terdampak, tapi kalau relaksasi pajak nol persen itu benar-benar dikeluarkan apakah akan sangat signifikan penurunannya.

Baca juga: Realisasi Stimulus Pajak Mobil Baru Nol Persen Masih Tanda Tanya

Menjawab hal ini Presiden Direktur Mobil88 Halomoan Fischer mengatakan, walaupun ada penurunan nantinya, namun tidak akan sampai terlalu signifikan karena mengingat waktu yang hanya beberapa bulan saja.

Mobkas Mobil88Stanly/Otomania Mobkas Mobil88

"Sekarang belum, tapi kalau relaksasinya benar dikeluarkan dalam arti sama seperti yang diminat (nol persen), ya pasti kami juga bisa terdampak, itu otomotis. Tapi kalau ditanya seberapa besar, tidak akan besar, karena sampai akhir tahun saja," ucap Fischer kepada Kompas.com, Minggu (27/9/2020).

Menurut Fischer, pada segmen mobil bekas memang ada juga sebagain konsumen yang menunda beli mobil akibat adanya kabar relaksasi mobil baru. Tapi tidak banyak, karena rata-rata konsumen yang menunda adalah tipe yang tak terlalu membutuhkan mobil.

Beda dengan konsumen yang memang membutuhkan mobil, ketika sudah ada bujet kecendrungannya tidak akan menahan karena khawatir bila mobil bekas yang sudah diincarnya nanti akan mengalami kenaikan harga.

Baca juga: Bola Panas Wacana Relaksasi Pajak Nol Persen Mobil Baru

"Sejak pasar mobil baru mulai merangkak naik, harga mobil juga ikut kembali normal, begitu juga di segmen mobil seken. Nah, kebijakan relaksasi ini kan masih wacana dan belum diputuskan, jadi orang yang sudah butuh cari mobil bekas tidak terpengaruh menunda untuk beralih, tetap saja beli," ujar Fischer.

Pasar sedan bekas premium mulai diminatiStanly/Otomania Pasar sedan bekas premium mulai diminati

"Alasannya mereka khawatir kalau setelah menunda tapi tidak jadi, justru harga mobil seken yang diincar naik lagi. Jadi kalau dibilang terpengaruh atau tidak, pasti ada tapi secara skala sedikit, dari jenis konsumen yang menunda paling hanya sekitar 10-15 persen saja," kata dia.

Herjanto Kosasih, Senior Manager Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, sebelumnya juga sudah mengatakan hal senada. Menurut Herjanto, konsumen untuk mobil bekas dan baru memiliki perbedaan karakteristik.

Baca juga: Pajak Nol Persen Lebih Berfaedah bagi Kendaraan Niaga

Apalagi di masa pandemi Covid-19, yang mana konsumen memilih mobil dengan menyesuaikan dana serta ingin instan untuk segera digunakan.

Pasar mobil bekas di bulan RmadhanStanly/Otomania Pasar mobil bekas di bulan Rmadhan

"Kalau mobil baru, paling tidak harus menunggu dua sampai tiga minggu untuk STNK, lalu konsumen juga sekarang beli mobil kan lebih menyesuaikan finansial, tidak lagi mengikuti selera tapi soal kebutuhan," ucap Herjanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau