Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Jarang Dipakai Selama PSBB, Hati-hati Bisa Jadi Sarang Tikus

Kompas.com - 14/09/2020, 10:12 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Adanya aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta, otomatis membuat intensitas penggunaan kendaraan roda empat juga akan berkurang.

Jika biasanya mobil menjadi transportasi utama yang digunakan sehari-hari guna menunjang pekerjaan.

Tetapi dengan adanya pembatasan aktivitas tersebut membuat kendaraan roda empat akan lebih banyak terparkir di garasi.

Hal ini karena, seperti PSBB pertama yang lalu banyak perusahaan yang menerapkan kebijakan baru menyusul adanya aturan tersebut. Yakni karyawan melakukan pekerjaannya dari rumah atau work from home (WFH).

Baca juga: STNK Hilang Tapi Motor Masih Kredit, Begini Cara Mengurusnya

Mobil yang terlalu lama terparkir di garasi bukan berarti mobil akan menjadi lebih awet lantara jarang digunakan.

Sebaliknya, ada sejumlah potensi kerusakan yang bisa terjadi jika kendaraan terlalu jarang digunakan.

Tidak hanya itu, ancaman dari hewan pengerat seperti tikus atau pun serangga juga bisa merusak kelistrikan atau komponen lainnya.

Kondisi kabel mobil yang putus karena digigit tikus. Kejadian ini sering terjadi lantaran tikus menjadikan ruang mesin mobil sebagai sarangnya.Ari Purnomo Kondisi kabel mobil yang putus karena digigit tikus. Kejadian ini sering terjadi lantaran tikus menjadikan ruang mesin mobil sebagai sarangnya.

Dealer Technical Support PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, keberadaan tikus di ruang mesin atau bagian lain di mobil memang sering terjadi.

Terlebih, jika kendaraan roda empat tersebut lebih banyak terparkir di garasi atau jarang digunakan.

Adanya celah yang bisa dilalui tikus membuatnya semakin mudah masuk ke ruang mesin atau bahkan kabin dan menimbulkan kerusakan.

Baca juga: Urus STNK Hilang di Samsat, Bisa Diwakilkan?

“Ada konsumen yang mengalami kerusakan mobil karena kabel digigit tikus, biasanya tikus kan meninggalkan jejak seperti kotoran maupun jejak kakinya,” katanya kepada Kompas.com belum lama ini.

Adanya kotoran atau sampah yang dibawa tikus, lanjut Didi, bisa menyebabkan adanya tikus lainnya turut datang ke wilayah yang “ditandai” tersebut.

Petugas pemadam kebakaran memadamkan api yang membakar mobil sedan di KM3 Halim Tol Jakarta-Cikampek, Rabu (27/5/2020) pagi. ANTARA/HO-Damkar Jaktim Petugas pemadam kebakaran memadamkan api yang membakar mobil sedan di KM3 Halim Tol Jakarta-Cikampek, Rabu (27/5/2020) pagi.

“(bau dan sampah) itu yang mungkin bisa mengundang tikus lain untuk datang,” ujarnya.

Parahnya, kondisi ini jarang disadari oleh pemilik kendaraan karena kurang memperhatikan kondisi di sekitar tempat parkir kendaraannya.

Kebanyakan baru diketahui adanya kerusakan ketika mobil akan digunakan atau saat akan digunakan mobil mengalami kerusakan.

Baca juga: Ini Biaya Resmi Penerbitan STNK Baru

Tikus kan hewan pengerat, mungkin untuk menghindari giginya tumbuh terus dia menggigit apa saja yang ada di ruang mesin. Bisa plastik bisa juga kabel-kabel,” ucapnya.

Kondisi ini tentunya cukup berbahaya, mengingat jika ada kabel kelistrikan yang terputus bukan hanya mesin mengalami kendala.

Tidak menutup kemungkinan bisa terjadi korsleting listrik yang bisa menyebabkan mobil terbakar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau