JAKARTA, KOMPAS.com – Pikap kabin ganda atau double cabin (dcab) memang khas sebagai kendaraan operasional tambang atau perkebunan. Walaupun sedikit, ada saja yang menggunakan dcab di perkotaan.
Biasanya dcab dipilih sebagai kendaraan harian di perkotaan karena multifungsi dan memiliki tampilan yang garang. Namun, ada juga kekurangannya yaitu memiliki ukuran yang besar sehingga cukup repot jika melewati jalan sempit.
Kemudian karena besarnya dimensi dari dcab, butuh beberapa penyesuaian ketika mengemudikannya. Walaupun bentuknya besar seperti sport utility vehicle (SUV), namun ada sedikit bagian yang membedakannya.
Baca juga: Wajah Baru Toyota Agya Facelift 2020, Lebih Modern dan Sporty
Echa Sumual, salah satu anggota dari DCab Id, mengatakan, membawa dcab di jalan raya kurang lebih mirip rasanya dengan menyetir SUV seperti Fortuner, Pajero Sport, MuX dan lainnya karena memiliki platform yang sama.
“Perbedaan dengan mobil biasa yaitu dcab memiliki wheelbase yang panjang, sehingga handlingnya tidak segesit mobil yang lebih kecil. Kedua, harus sadar dengan bodi dcab yang panjang,” kata Echa kepada Kompas.com, Senin (8/6/2020).
Pengemudi harus adaptasi lagi dengan bodi dcab yang panjang, apalagi ketika melewati jalan yang sempit atau berpindah lajur di kemacetan. Pengemudi harus waspada dengan bak atau buntut yang panjang.
Baca juga: Ini Bedanya BR-V Facelift di Indonesia dengan Malaysia
“Jangan sampai buntutnya ketinggalan saat pindah lajur, sehingga bisa menyenggol kendaraan lain,” ucap Echa.
Ketiga, karena dcab diperuntukkan membawa beban berat di bak belakangnya, jadi rata-rata menggunakan per daun, kecuali Nissan NP300. Karakter suspensi dengan per daun ini sangat keras kalau tidak ada beban di atasnya.
“Jadi kalau dipakai harian tanpa membawa beban berat di bak belakang, pasti bantingan suspensinya akan terasa kurang nyaman,” katanya.
Kemudian yang paling merepotkan adalah saat parkir, biasanya moncong depan akan lebih maju dibanding kendaraan lain. Selain itu karena bak belakang yang panjang, ketika parkir harus lebih berhati-hati, bisa menabrak mobil dibelakangnya.
“Kadang-kadang ban belakang belum kena pembatas ban, tetapi baknya sudah mepet ke mobil di belakangnya. Jadi salah satu yang harus adaptasi lagi yaitu saat memarkir dcab,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.