JAKARTA, KOMPAS.com – Imbauan untuk tidak mudik dari pemerintah nyatanya tidak mengurangi niat orang-orang yang nekat untuk pergi ke kampung halaman. Pemudik masih tetap ada, meskipun secara jumlah memang menurun dibandingkan tahun lalu.
Kini setelah melewati masa-masa mudik, kita dihadapkan dengan arus balik. Mereka yang kemarin sudah berhasil keluar Jakarta, harus bersusah payah untuk bisa kembali ke Ibu Kota.
Sejumlah check point pun kembali diperketat, salah satunya untuk merazia pengemudi yang tidak memiliki surat izin keluar masuk (SIKM) ke wilayah DKI Jakarta.
Baca juga: Tentrem Produksi Bus Tanpa Bando Alias Single Glass
Ketua Umum MTI Agus Taufik Mulyono, mengatakan, untuk mengurangi beban kerja kepolisian, Dishub dan Satpol PP DKI Jakarta, ketua RT dan RW tempat para pemudik di daerah bisa ikut berpartisipasi dalam membujuk pemudik agar tidak kembali ke Jakarta untuk sementara waktu.
“Ketua RT dan RW bisa diandalkan sebagai tokoh yang mengedukasi agar tidak melakukan arus balik,” ujar Agus dalam konferensi video (27/5/2020).
“Karena mereka tahu datanya, kulturnya, kebiasaannya, gesture masyarakat di daerah tersebut, sehingga mereka bisa mengedukasi,” katanya.
Baca juga: Ini Lokasi Samsat di DKI Jakarta yang Mulai Beroperasi
Agus menambahkan, pengawasan pergerakan manusia harus diperketat untuk mencegah kasus baru lonjakan Covid-19.
Oleh sebab itu, fokus pemerintah saat ini jangan hanya berbicara soal larangan mudik, tapi juga memikirkan dampak apa yang akan terjadi akibat arus balik Lebaran 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.