Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reparasi Pelek Truk dan Bus biar Ekonomis, tapi Ada Syaratnya

Kompas.com - 19/05/2020, 12:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Penggunaan kendaraan niaga seperti truk dan bus biasanya untuk membawa beban yang berat. Penopang dari beban tersebut diserahkan pada roda yang terdiri dari ban dan pelek.

Kadang ketika membawa beban yang terlalu berat, lalu kekencangan baut pelek yang tidak merata satu sama lain, membuat pelek patah pada bagian disc alias topi. Memang sebaiknya mengganti pelek dengan yang baru, tetapi ada juga reparasi yang hanya mengganti bagian disc-nya.

Bambang Widjanarko, Tire & Rim Consultant dan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, mengatakan, pelek untuk truk dan bus memiliki tiga bagian, jika bagian disc nya rusak, bisa dengan mengganti bagian itu saja.

Baca juga: Daftar Mobil Bekas Rp 20 Jutaan, Dapat Starlet sampai Accord

Topi pelekPBI velg Topi pelek

“Pabrik pelek biasanya menjual hanya bagian disc-nya saja. Karena bagian tersebut rawan pecah melingkar,” kata Bambang kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Bambang mengatakan, proses reparasi pelek dengan hanya mengganti disc-nya tidak boleh asal-asalan, mengelas bagian disc ke rim harus center atau tepat di tengah. Cara terbaik agar pemasangannya tepat, yaitu dengan dibantu mesin bubut.

Rim atau bodi pelek dipegang oleh chuck yang satu, disc dipegang oleh chuck yang lain. Lalu keduanya dipertemukan kemudian dilas, bagian atas dan bawah atau kanan dan kiri saja. Setelah itu diturunkan dari mesin bubut, dilanjut ngelas di lantai,” ucap Bambang.

Baca juga: Resmi, Anies Juga Larang Mudik Lokal

Dengan menggunakan cara tersebut, bisa dipastikan center pemasangan disc-nya. Selain itu, tinggi rendahnya offset juga harus diukur pakai Sigmat atau jangka sorong agar ada jarak antara kedua ban ketika dipasang di bagian belakang truk.

“Jika ban belakang terlalu dempet, kan bisa menularkan panas, nanti bisa meledak karena overheat. Makanya, ban belakang truk atau bus harus memiliki celah satu kepal tangan. Jika kurang dari itu, berarti ada yang salah pada offset-nya atau peleknya rebuild, tetapi salah perhitungannya,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau