JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk menekan penyebaran virus corona atau covid-19, berbagai upaya dilakukan, salah satunya dengan penyemprotan cairan disinfektan di fasilitas umum. Selain itu, penyemprotan juga dilakukan oleh sebagian warga, bahkan sampai di komplek perumahan pada berbagai wilayah Ibu Kota.
Penyemprotan cairan disinfektan dilakukan juga pada beberapa kendaraan, baik sepeda motor maupun mobil. Sebab, menurut penelitian, virus Corona bisa bertahan hidup di benda mati selama beberapa jam.
Penyemprotan ini dilakukan dengan berbagai cara, seperti di Jawa Tengah, penyemprotan cairan disinfektan di lakukan menggunakan kendaran water canon Brimob.
Sementara untuk di Ibukota Jakarta, penyemprotan cairan disinfektan dilakukan mengunakan drone dan spray darat yang dilaksanakan oleh personel gabungan Pemprov DKI Jakarta.
Selain itu, para pemilik kendaraan juga mulai banyak yang melakukan penyemprotan cairan disinfektan pada interior mobil demi mencegah penyebaran virus covid-19.
Baca juga: Amankah Semprot Kabin Mobil dengan Cairan Disinfektan?
Namun apakah hal tersebut sebenarnya aman dilakukan, baik untuk kendaraan maupun pemilik mobil sendiri?
Dokter Rumah Sakit Pertamina Bina Medika, Daniel Bramantyo, menjelaskan, cairan disinfektan itu berbahaya bagi tubuh manusia jika terkena langsung.
“Bahan-bahan yang digunakan untuk disinfektan itu adalah senyawa karsinogenik, dan sejauh ini belum ada cairan lain yang bisa menggantikan (disinfektan), jadi pengggunaannya sangat berbahaya dan tidak disarankan,” ujar Daniel saat dihubungi Kompas.com, Minggu (29/03/2020).
Daniel menambahkan, efek yang didapat dari terkena cairan disinfektan secara langsung kepada manusia berbeda-beda tergantung daya tahan tubuhnya masing-masing.
Baca juga: Bersihkan Interior Mobil Jangan Asal Pakai Disinfektan
“Kalau yang hipersensistif, terkena sedikit saja bisa sesak dan batuk, gangguan salur pernafasan bahkan sampai intoksikasi (keracunan), namun untuk orang yang normal mungkin efeknya tidak akan sejauh itu,” ujar Daniel.
Efek pada Mobil
Sementara itu, penggunaan cairan disinfektan juga tidak disarankan untuk kendaraan roda empat baik pada bagian eksterior maupun interior.
“Segala cairan yang mengenai bodi mobil pasti akan menimbulkan waterspot (jamur). Simplenya, jika kita semprotkan air keran ke bagian mobil dan tidak langsung di lap pasti akan menimbulkan waterspot, apalagi menyemprotkan cairan disinfektan yang bersifat korosif ke bahan metal,” ujar Owner 28 Autodetailing, Bintaro, Adhimasya Trinanda kepada Kompas.com.
Untuk bagian interior juga tidak boleh sembarang di semprot disinfektan, terutama untuk yang berbahan leather atau kulit, karena standarnya leather atau bahan kulit emang tidak boleh terkena alkohol.