Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Ban Jadi Penyebab Utama Kecelakaan di Jalan Tol

Kompas.com - 08/11/2019, 11:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebut bahwa penyebab terbesar kecelakaan di jalan tol 80 persen disebabkan oleh kondisi ban yang kurang baik.

Ban yang kurang mendapatkan perhatian dan perawatan, berpotensi tinggi untuk pecah. Terlebih jika kendaraan selalu dipacu pada kecepatan tinggi, cepat atau lambat ban akan kelelahan atau fatigue.

"Cukup mengagetkan bahwa, 80 persen kecelakaan diakibatkan ban pecah karena tekanannya kurang dan di jalan tol itu sangat fatal. Jika ban bagian belakang yang pecah, ini lebih berbahaya," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di keterangannya, Jakarta, belum lama ini.

"Begitu di jalan tol, kendaraan cukup kencang dan ban mengalami fatigue, kemudian pecah, mobil jadi tidak bisa dikendalikan," ujarnya.

Baca juga: Pahami Bahaya Pecah Ban dan Kelelahan saat Berkendara

Kondisi berbeda terjadi pada kendaraan angkutan barang. Sebab, kendaraan itu bisa ditahan dengan beban yang dibawa.

"Mereka ada penopangnya yaitu ban lainnya atau muatan itu sendiri, sehingga tingkat fatalitas untuk angkutan penumpang lebih berisiko tinggi," kata Soerjanto.

Oleh sebab itu, ia menyarankan untuk setiap pemilik kendaraan agar selalu memperhatikan ban sebelum digunakan. Pun dengan ban cadangan, jangan sampai diabaikan.

"Tempatkan ban bagus di belakang, karena biasanya ban belakang lebih berbahaya jika pecah. Lebih baik lagi, semuanya dalam kondisi bagus. Memelihara tekanan ban dan kondisinya sangat penting," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau