Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Ganti Emblem dan Efek Industri Esemka

Kompas.com - 11/09/2019, 12:25 WIB
Stanly Ravel,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pabrik Esemka milik PT Solo Manufaktur Kreasi akhirnya beroperasi, setelah dirsemikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Desa Demangan, Kecamatan Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, pada Jumat (6/9/2019) lalu.

Meski memiliki prototipe mobil penumpang dengan jenis sport utility vehicle (SUV), tapi untuk tahap perdana pabrikan milik swasta nasional ini memilih langkah untuk terjun lebih dulu di segmen mobil niaga ringan.

Mobil yang didaulat masuk ke pasar otomotif pada tahap awal adalah Esemka Bima 1.2 dan 1.3. Keduanya datang dalam bentuk pikap dengan perbedaan mesin dan kapasitas ruang kargo.

Baca juga: Sekali Lagi, Esemka Bukan Mobil Nasional!

Walau sudah menyatakan diri bahwa PT Solo Manufaktur Kreasi merupakan 100 persen perusahaan swasta nasional, yang secara manajemen serta proses perakitan dikerjakan langsung oleh pekerja asli Indonesia.

Tes Drive Esemka Bima 1.3 Tes Drive Esemka Bima 1.3
Diduga, pikap besutan Esemka merupakan produk ganti emblem alias rebadge dari mobil asal China, yakni pikap buatan Chang'an Automobile Co Ltd.

Menjawab soal ini, jauh sebelum proses peresmian pabrik dan datang untuk menyaksikan sendiri ragam fasilitas yang dimiliki Esemka untuk merakit mobil, Kompas.com sudah sempat menanyakan langsung ke Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi Eddy Wirajaya.

"Tidak, tidak benar itu (rebadge). Mobil yang ini kami produksi sendiri, tapi memang ada beberapa komponen yang masih kami impor. Komponen itu dikirim secara terurai dan kami rakit sendiri di pabrik," kata Eddy di pertengahan Agustus lalu.

Pabrik Esemka milik PT Solo Manufaktur Kreasi di Boyolali, Jawa TengahStanly Pabrik Esemka milik PT Solo Manufaktur Kreasi di Boyolali, Jawa Tengah

Bila dimengerti, PT Solo Manufaktur Kreasi memang sebenarnya tidak memproduksi semua komponen mobil secara penuh di pabrik tersebut.

Ada beberapa yang memang masih didatangkan dari China secara terurai, bukan dalam bentuk utuh atau Completely Built-Up (CBU).

Baca juga: Benarkah Esemka Rebadge dari Mobil China?

Komponen impor yang dimaksud menyangkut soal teknis, yakni "jeroan" mesin dan transmisi. Setelah tiba, komponen tadi dirakit kembali oleh para SDM lokal lulusan beberapa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Solo Raya. Itu pun tidak semua, karena beberapa juga diganti menggunakan buatan lokal.

Kompas.com yang sempat melintasi sekilas ruang perakitan bersama dua rekan media lainnya juga melihat bila adanya aktivitas produksi yang dilakukan berupa perakitan mobil.

Terdapat rak-rak penyimpan berbagai suku cadang dan komponen yang sebagain besar berasal dari industri komponen lokal di Tanah Air.

Contohnya seperti pelek buatan Inkoasku, bak kargo karya ABC Bawen Karoseri dan PT INKA, knalpot dari PT Catur Karya Manunggal, sasis garapan PT INKA, per daun dari PT Indospring, dan lainnya.

Intip dalaman pabrik Esemka di Boyolali Intip dalaman pabrik Esemka di Boyolali

Kondisi ini menandakan bila proses produksi manufaktur yang dilakukan PT Solo Manufaktur Kreasi benar adanya. Walau dari segi skala industri belum bisa menyamai pabrikan raksasa Jepang atau China, tapi rasanya klaim Esemka sebagai mobil buatan anak bangsa bukan kecapan semata.

Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi Joko Sutrisno, juga sempat membantah cibiran ganti emblem. Menurut Joko, persepsi yang timbul beberapa waktu lalu mengenai Esemka adalah mobil China terlalu ekstrem.

Baca juga: Video Eksklusif Test Drive Mobil Esemka Usai Diresmikan Jokowi

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau