Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata IPOMI Soal Tabrakan Beruntun di Baluran

Kompas.com - 06/07/2019, 09:22 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) menanggapi kecelakaan beruntun di Jalan Raya Hutan Baluran Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Kamis, 4 Juli 2019, pukul 14.34 WIB. Tabrakan ini melibatkan dua bus PO Berkah Jaya, satu pikap, Suzuki Ertiga, dan dua truk lain.

Dilansir dari Surya.co.id, satu orang atas nama Masruchah (55), meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut. "Iya benar mas," kata Khusaini, suami korban saat ditemui di rumah duka di Gresik, Jawa Timur.

Kejadian bermula dari sebuah truk bermuatan snack melaju dari arah Situbondo menuju ke arah Banyuwangi. Sesampainya di TKP, truk diduga mengalami rem blong, sehingga kendaraan bermuatan besar itu terus melaju dan menabrak rangkaian kendaraan yang sebenarnya sedang berada dalam posisi berhenti karena perbaikan jalan.

Baca juga: TNI Diminta Tak Lindungi Prajurit yang Tembak Mati 3 Polisi di Lampung, Terlalu Barbar

Tabrakan yang keras ini mengakibatkan sejumlah kendaraan rusak berat bahkan ada truk yang terguling dan masuk ke arah parit.

Ketua IPOMI Kurnia Lesani Adnan memperkirakan bahwa pada kejadian tersebut bus berada pada kecepatan tinggi dengan muatan yang cukup besar. Sehingga rem tidak dapat berkerja optimal untuk menahan laju kendaraan.

"Menurut saya seperti itu, bermula dari kelebihan kecepatan. Sebab, banyak kecelakaan di jalan raya yang melibatkan kendaraan berat disebabkan oleh brake drum atau tromol panas (over heating) sehingga daya cengkram kampas rem menurun. Karena pada momen itu, permukaan tromol menjadi licin," ujar Sani, panggilan akrabnya saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Jumat (5/7/2019).

Baca Juga : Pengemudi Pengalaman Lebih Sering Terlibat Kecelakaan Fatal

"Bila melihat videonya, Suzuki Ertiga begitu remuk. Namun jarak antara truk dengan mobil itu cukup jauh sehingga masih bisa menghindar walau kerusakannya parah. Sebab bila jarak terlalu dekat, Ertiga tersebut bakal masuk ke kolong truk karena jadi rem-nya," tambah dia.

Perlu diketahui, ada dua sistem pengereman pada kendaraan besar (truk atau bus) yakni Hydraulic with Air Brake System dan Full Air Brake System. Perbedaan mendasar atas keduanya adalah penggunaan minyak atau fluida yang mempengaruhi kinerja angin pada rem. Dalam hal keamanan, sistem pengereman dengan Full Air Brake disebut lebih baik karena saat angin habis atau kosong sistem rem akan mengunci. Tapi hal itu kembali lagi pada perawatan rutin kendaraan besar tersebut.

"Belajar dari kejadian ini, Over Dimension Over Loading (ODOL) pada tiap angkutan besar harus ditegakkan, serta perketat kejelasan hukum dan SMK perusahaan angkutan barang," tutup Sani.

 

Baca juga: Dedi Mulyadi Hapus Tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor dengan Syarat...

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kecelakaan Beruntun Rombongan Guru di Baluran Situbondo, 1 Orang Tewas", 

https://regional.kompas.com/read/2019/07/04/23235881/kecelakaan-beruntun-rombongan-guru-di-baluran-situbondo-1-orang-tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau