Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menghitung Bobot Maksimum Mobil Bawa Barang saat Mudik

Kompas.com - 18/05/2019, 13:51 WIB
Stanly Ravel,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak bisa dipungkiri, mudik menggunakan mobil pribadi memang memiliki banyak keuntungan. Selain lebih efesien, pemudik juga bisa leluasa dalam membawa barang bawaan menuju kampung halaman atau saat balik kembali ke kota.

Masalahnya, kebanyakan orang lupa diri dalam memperhitungkan barang bawaan. Sehingga tanpa banyak berpikir kerap memasukan sebanyak-banyaknya tanpa pedulikan bobot maksimal dari kendaraan tersebut.

Menurut Dealer Technical Support Department Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi, kondisi kelebihan muatan memang kerap terjadi saat musim mudik karena minimnya perhatian pemudik saat membawa barang. Kondisi ini akan sangat fatal karena membuat mobil overload.

Baca juga: Empat Proyek di Tol Cikampek Distop Saat Mudik

"Parahnya lagi bisa menimbulkan risiko saat dikendarai, seperti handling yang mobil yang berkurang, jarak pengereman yang mengalamai degradasi. Apalagi bagi yang melintasi ruas Tol Trans Jawa dimana lebih didominasi lintasan lurus, akan sangat berbahaya ketika asal tancap gas dalam kondisi bobot mobil berlebih," ucap Didi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/5/2019).

Didi menjelaskan baiknya pemilik mobil melihat buku panduan mengenai bobot maksimal yang bisa ditampung mobilnya. Melalui keterangan tersebut, pemilik mobil bisa memprediksi muatan barang yang akan dibawa dalam perjalanan, dan perlu diingat jangan hanya bobot barang saja tapi juga memperhatikan seberapa banyak penumpang yang ikut.

Biasanya, payload dari sebuah mobil bisa dilihat dari berat kosong dan kotor. Dari keterangan masing-masing tersebut tinggal dikurangi, dan jumlahnya akan menjadi hasil maskimal daya angkut mobil.

Misalnya mobil memiliki berat kotor 2.250 kg dan kosong sekitar 1.850 kg, maka jumlah beban yang dapat diangkut sebesar 400 kg. Dari jumlah tersebut, anda tinggal mengukur bobot baranga bawaan serta memprediksi berat badan dari masing-masing penumpang.

"Usahakan barang yang tidak penting dikurangi, perlu diingat selain risiko fatal, berkendara dengan muatan banyak bisa merugikan dari sisi efesiensi bahan bakar juga mengurangi kenyamanan di dalam kabin bagi penumpang," ucap Didi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau