Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaikindo Apresiasi Keinginan Presiden Soal Kendaraan Listrik

Kompas.com - 16/01/2019, 12:02 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia diharapkan dapat menjadi pemain utama dalam tren kendaraan listrik. ini sejalan dengan tren dunia otomotif yang sudah bergeser menciptakan beragam produk ramah lingkungan bertenaga listrik.

Keinginan ini diungkapkan Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas mengenai percepatan program kendaraan bermotor listrik di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/1/2019) lalu.

“Melalui kendaraan bermotor listrik kita dapat mengurangi pemakaian BBM, mengurangi ketergantungan pada impor BBM yang berpotensi menghemat kurang lebih Rp 798 triliun,” ucap Presiden.

Terkait keingingan membangun industri kendaraan bermotor listrik, Presiden Joko Widodo mengungkapkan agar regulasi yang mengatur mengenai program kendaraan bermotor ini disiapkan dan segera diselesaikan.

Baca juga: Pabrik Baterai Kendaraan Listrik di Morowali Resmi Dibangun

“Sehingga negara kita dapat beralih lebih cepat lagi menjadi pemain utama dalam kendaraan bermotor listrik,” ucap Jokowi.

Indonesia sendiri sudah mengumumkan akan membangun pabrik baterai di daerah Morowali, Sulawesi Tengah awal tahun ini. Diharapkan nanti produksi baterai dari pabrik ini dapat digunakan untuk memenuhi pasar domestik maupun ekspor. 

Selain pabrik, Presiden Jokowi juga menginginkan prencanaan pengembangan kendaraan bermotor listrik ini dilakukan secara terpadu antara kementerian, lembaga dan swasta. Mulai dari riset, inovasi, anggaran sampai penyediaan infrastruktur.

Harapan lain, pengembangan industri kendaraan listrik ini dapat menjadi momentum penyiapan sumber daya manusia Indonesia untuk bersaing. Kehadiran industri ini diharapkan dapat memberikan (transfer) pengetahuan dan teknologi yang akan digunakan untuk penciptaan nilai tambah.

Baca juga: Kaleidoskop 2018, Indonesia Sambut Era Kendaraan Listrik

Mobil listrik e-tron dari AudiKompas.com Mobil listrik e-tron dari Audi

Catatan dari Gaikindo

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi, menyambut keinginan Presiden Jokowi terkait kendaraan listrik. Menurutnya keinginan tersebut sejalan dengan kondisi yang ada di Tanah Air.

“Jelas saya menyambut positif keinginan tersebut. Melihat potensi Indonesia dalam produk kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda dua, kebutuhannya akan terus meningkat. Berbeda dengan kondisi negara satu wilayah, misal Singapura, yang tidak memiliki industri otomotif dan secara luas dan penduduk per kapita sedikit,” ucap Nangoi saat dihubungi Selasa (15/1/2019).

Namun Nangoi mengingatkan, apabila pemerintah ingin menargetkan menjadi produsen atau tempat produksi kendaraan listrik harus ditindak lanjuti dengan mempersiapkan peraturan dan fasilitas produksi yang ada. Pembangunan pabrik baterai di Morowali dipandang sebagai langkah awal untuk menuju target pemerintah tersebut.

“Kalau saya, bila pemerintah ingin meningkatkan kendaraan ramah lingkungan, baiknya diberikan tambahan insentif, misalnya. Itu baik. Terakhir dari Kemenperin rencananya adalah memberikan bea masuk 0 kepada mobil listrik, tentu ini sangat positif. Kita tahu memang produksinya lebih mahal dari mobil biasa,” ucap Nangoi.

Mengenai peraturan, saat ini rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang kendaraan listrik telah disiapkan. Dalam peraturan tersebut yang diatur salah satunya adalah mengenai insentrif fiskal dan non fiskal dengan mempertimbangkan TKDN. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau