Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal LCEV, Harus Memikirkan Sumber Energi Berkelanjutan

Kompas.com - 01/11/2018, 12:02 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kendaraan listrik menjadi langkah selanjutnya dalam industri sepeda motor. Ini karena tuntutan dari konsumen yang membutuhkan produk-produk ramah lingkungan termasuk dari produk kendaraan roda dua.

Ini juga yang dihadapi industri sepeda motor di Indonesia. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan saat ini salah satu komitmen di Indonesia adalah mengurangi gas buang dan produk motor listrik saat ini tengah dipelajari.

“Program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) di Indonesia sudah memiliki roadmap hingga 2025 dengan target 20 persen. Kami lihat sinkronisasinya dengan motor listrik dan businees modelnya untuk ekosistem seperti apa,” ucap Airlangga saat ditemui di pameran Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2018, Rabu (31/10/2018).

Soal ekosistem motor listrik, Airlangga mencontohkan di Taiwan, baterai dapat ditukar atau replaceable. Ia berharap dapat segera menemukan model yang tepat untuk membuat ekosistem motor listrik berlangsung baik.

Baca juga: Menakar Nilai Efisiensi Motor Listrik di Aktivitas Harian

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini tengah melakukan studi dengan New Energy and Industrial Technology Development Organization (NADO) dari Jepang untuk melihat kesiapan kendaraan berbasis elektrik. Ia berharap tidak hanya produk, namun primary energynya harus sustainable secara lingkungan apakah menggunakan solar atau yang lain.

“Langkah lain yang dilakukan Kemenperin adalah sustainable energy dengan melakukan pilot project di beberapa pabrik. Bagian atap pabrik tersebut diberi solar panel dan dari perhitungan PLN sudah bisa menghitung credit dan salah satu pabrik di Cikarang dapat menghasilkan 8 megawatt,” ucap Airlangga.

Namun Airlangga mengakui mengenai kendaraan listrik ini memang dari segi harga akan lebih mahal dari motor konvensional. Saat ini pemerintah tengah membahas insentif yang tepat untuk produk motor listrik tersebut.

“Kalau di negara lain di kasih subsidi, kita tidak bisa. Ini kita sedang dorong insentif lain. PPNBm mungkin akan diturunkan atau apa. Nah sat ini prototipenya motor listrik tengah dijalankan di 10 universitas. Kita lihat nanti hasilnya,” ucap Airlangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau