Jakarta, KOMPAS.com - Seiring masa pemakaian, harga sepeda motor biasanya mengalami penurunan saat akan dijual kembali. Sepeda motor yang dimasudkan di sini adalah kendaraan yang dijual belikan untuk penggunaan harian. Bukan yang diburu untuk menyalurkan hobi.
Besaran penurunan harga sepeda motor cenderung tidak merata. Ada beberapa hal yang mempengaruhi jatuh atau tidaknya harga motor di pasaran motor bekas.
Kompas.com mencoba merangkum beberapa penyebab jatuhnya harga motor berdasarkan keterangan pengelola beberapa diler yang ditemui di Depok, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur pada Rabu (31/1/2018). Berikut penyebabnya:
1. Modifikasi
Hampir semua diler motor bekasi menolak membeli motor yang sudah dimodifikasi. Penyebabnya karena konsumen yang datang ke diler motkas hanya mau membeli motor yang masih standar. Apalagi diler motor bekas yang bekerja sama dengan leasing biasanya disyaratkan hanya boleh menjual motor standar.
Satunya-satu diler yang mau menerima motor modifikasi adalah Kembar Motor yang ada di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Sang pemilik diler, Ahmad Budiharja menyatakan bersedia membeli motor modifikasi. Namun dengan harga yang lebih murah. Tidak
Sebagai contoh, jika harga pasaran motor tersebut Rp 6 juta, maka Ahmad hanya bersedia membeli dengan harga Rp 4,5 juta. Sebab Rp 1,5 juta akan digunakan untuk biaya mengembalikan motor tersebut ke kondisi standar. Tak peduli berapa biaya yang dihabiskan untuk memodikasi motor tersebut.
Baca juga : Motor Jenis Ini Tidak Diterima di Diler Motor Bekas
"Modifikasi memang bagus kalau di komunitas. Tapi tidak untuk penjual," ujar Ahmad.
2. Rusak
Semakin baik dan mulusnya kondisi kendaraan, maka semakin baik pula harga jual motor tersebut di pasaran motor bekas. Sebab diler menganggap motor bisa siap pakai dan bisa langsung dipajang.
Kondisi sebaliknya terjadi jika motor sudah rusak di beberapa bagian. Kawoh, seorang tenaga pemasaran di diler mokas Sukses Motor, Pasar Rebo, Jakarta Timur menyatakan diler tidak mungkin memajang motor yang rusak, misalnya body yang pecah ataupun rantai gir yang sudah aus.
Karena itu motor yang dijual dalam kondisi rusak harus diperbaiki terlebih dahulu. Biaya perbaikan iniah yang dibebabkan ke pemilik motor. Caranya dengan menghargai murah.
Baca juga : Rantai Keteng, Suku Cadang yang Bisa Bikin Motor Rusak Total
"Kalau diler kami tidak melihat usia tahun atau kilometer, tapi ke kondisi. Karena kita jual kualitas. Saya kalau lihat motor ban yang kondisinya sudah 50 persen saja langsung saya ganti baru," kata Kawoh.
3. Terlalu Pasaran
Persebaran jumlah motor di tengah masyarakat juga mempengaruhi harga jual motor di pasaran motor bekas. Motor yang mudah ditemui dan mudah pula untuk mendapatkannya biasanya dihargai relatif murah, alias jatuh dari harga jual asli.
Sebaliknya, motor yang sudah jarang ditemui biasanya dihargai mahal. Kondisi ini biasanya terjadi pada motor yang sudah stop produksi namun tengah dicari banyak orang.
Kawoh mencontohkan harga bekas Ninja 150 alias Ninja 2-Tak tipe RR tahun 2015. Ninja yang merupakan produk tahun terakhir produksi tersebut masih bisa dihargai sekitar Rp 30 juta. Pada tahun 2015, Ninja RR dibanderol sekitar Rp 38 juta.
Baca juga : Ninja 2 Tak Sudah Pensiun, tapi Masih Banyak Stok
"Karena sudah stop produksi, tapi orang masih banyak nyari. Jadi harganya tidak jatuh banyak. Masih segitu-segitu aja," ujar Kawoh.