Jakarta, KompasOtomotif – Sebagai merek terbesar di dalam negeri, pantas bila Toyota berinisiatif sebagai pelopor perakit mobil hibrida di Indonesia. Meski begitu, pihak pemanufaktur Toyota di Tanah Air, Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), mengungkap hal itu bukanlah target utama.
Sebenarnya, menjadi produsen mobil hibrida pertama di dalam negeri merupakan bidikan logis. Pasalnya, hal itu klop dengan citra Toyota sebagai merek pertama yang menjual mobil hibrida di dalam negeri, yaitu Prius generasi ketiga pada 2009 sampai berhenti pada 2006.
Toyota di dalam negeri adalah merek yang paling banyak menjual model hibrida. Setelah prius, ada Camry Hybrid dan Alphard Hybrid, sampai akhirnya Prius generasi keempat dijual lagi dengan metode spot order mulai Agustus lalu. Hitung-hitungan itu belum termasuk Lexus.
Wakil Presiden TMMIN Edward Otto Kanter mengatakan, tidak masalah buat Toyota menjadi produsen mobil hibrida pertama atau tidak. Paling penting menurutnya adalah bisnis yang langgeng.
“Yang kami kejar keberlangsungan,” kata Edward, di Jakarta, Selasa (12/12/2017).
Walau sudah berkata begitu, Edward menimpalnya lagi dengan penjelasan, “Kalau misalnya dalam strategi bisnis harus yang pertama sehingga sustain, kenapa tidak dilakukan?”.
KompasOtomotif sempat menemukan model yang diyakini Sienta Hybrid sedang digendong truk di jalan. Pihak TMMIN tidak mengelak ketika dikonfirmasi pernah menguji Sienta Hybrid di Indonesia dan Toyota Astra Motor pun sudah pernah bilang tertarik untuk menjualnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.