BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Toyota Astra Motor

Pahami, Sebab dan Efek Fatal Kerusakan Airbag Takata!

Kompas.com - 13/10/2017, 14:50 WIB
Dimas Wahyu

Penulis

KOMPAS.com  - Seorang perempuan Malaysia yang tengah mengandung terlibat kecelakaan saat berkendara dalam kecepatan 30 km/jam dengan sedan kecilnya.

Berita lama yang dilaporkan situs Paultan pada Juli 2014 lalu ini patut dicermati para pengendara mobil di Tanah Ar. Pasalnya, perempuan berusia 42 tahun itu meninggal dunia, tetapi dengan catatan yang janggal.

Kematiannya bukan disebabkan oleh benturan, melainkan karena potongan logam yang terpental dari airbag sehingga menyobek lehernya.

Kasus ini pada akhirnya menambah daftar kecelakaan dengan sebab yang sama, yakni akibat pecahan logam dari airbag buatan Takata.

"Seperti bisa diketahui, korban-korban tersebut terkena lontaran atau tusukan, menurut polisi yang menangani kejadian-kejadian ini," demikian rangkuman yang disebutkan CNN Money pada Juni 2015 lalu.

Penyebab pecahan logam

Setidaknya sudah 180 orang menjadi korban dan 18 orang meninggal di seluruh dunia karena problem yang sama, menurut Reuters dalam salah satu artikelnya pada 28 Juli 2017.

Pecahan logam itu sendiri berasal dari inflator atau peletup yang sebenarnya berfungsi untuk memberikan tekanan udara agar airbag mengembang.

Baca: Setidaknya, Sudah Satu Stadion Orang Selamat gara-gara "Airbag"

Apakah tekanan udara menyebabkan logam inflator pecah? Hal inilah yang sempat menjadi wacana kala banyak produsen meminta para pemillik mobil mendatangi bengkel resmi untuk perbaikan.

Baca: Perlu Tahu, Takata Suplai Airbag Honda, Toyota, Mercy, sampai Ferrari

Soal penyebab, Takata dalam keterangan resminya masih berpegang pada langkah bahwa mereka masih melakukan penelitian penyebab kerusakan airbag dengan melibatkan sejumlah ahli.

Mereka pun sudah mengambil sejumlah langkah, seperti menggenjot produksi inflator pengganti, membuat panel untuk kasus ini, dan mengadakan kampanye.

Baca: Menilik Cerita "Airbag" Takata yang Celakakan Ratusan Orang

Takata, dikutip Reuters, pernah mengatakan bahwa ada kesalahan penanganan dan penempatan bahan kimia yang berfungsi sebagai propelan atau peletup dalam proses perakitan airbag mereka di Meksiko.

Pada akhirnya, kesalahan pada pemasangan sil itu menyebabkan bagian metal atau logam pada inflator airbag meletup tiba-tiba karena tekanan di dalamnya.


Di sisi lain, Honda pernah melakukan investigasi tersendiri mengenai penyebab hal ini dan menyimpulkan bahwa kesalahan ada pada penggunaan phase-stabilized ammonium nitrate (PSAN).

Akan tetapi, tudingan bahwa penyebab penggunaan campuran zat itu—yang kemudian dikombinasikan untuk menjadi propelan atau peletup—dibantah oleh Takata dalam rilis resminya pada September 2016.

“PSAN bukanlah akar dari permasalahan, di samping bahwa Honda pada tahap pertama tidak mengujinya dalam tekanan puncak," ujar Takata.

Sekalipun demikian, penelusuran New York Times dalam "A Cheaper Airbag, and Takata’s Road to a Deadly Crisis" kemudian membuka informasi baru dari pekerja di produsen airbag Autoliv.

Autoliv yang sebelumnya menjadi pemasok airbag untuk mobil keluaran General Motors mendapat tantangan untuk membuat airbag 30 persen lebih murah dari buatan Takata.

Namun, setelah peneliti di Autoliv mempelajari airbag tersebut, mereka menemukan bahwa adanya kompon volatil yang berbahaya di dalam inflatornya.

"Kami lalu bilang, kami tidak bisa memakai itu," ujar Robert Taylor, kepala kimiawan di Autoliv yang terakhir menjabat pada 2010.

Terlepas dari di manakah letak kesalahannya, masyarakat pengguna mobil ber-airbag perlu memahami hal-hal yang terkait dengan persoalan kantong udaraini.

Salah satu langkah yang bisa diambil adalah memeriksakan mobil ke bengkel resmi, terutama jika tersedia program kampanye perbaikan.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya

Biaya Mudik Jakarta-Surabaya Pakai Toyota Calya, mulai Rp 1,2 jutaan

Biaya Mudik Jakarta-Surabaya Pakai Toyota Calya, mulai Rp 1,2 jutaan

Feature
Alasan Bagnaia Melempem pada Dua Seri Pembuka MotoGP 2025

Alasan Bagnaia Melempem pada Dua Seri Pembuka MotoGP 2025

Sport
Suzuki APV Masih Laris di Segmen Fleet, Desain Lawas Dipertahankan

Suzuki APV Masih Laris di Segmen Fleet, Desain Lawas Dipertahankan

News
Jadwal Contraflow, One Way, dan Ganjil Genap Saat Arus Mudik Lebaran

Jadwal Contraflow, One Way, dan Ganjil Genap Saat Arus Mudik Lebaran

News
Mengapa Mobil Listrik Bekas Depresiasi Lebih Cepat?

Mengapa Mobil Listrik Bekas Depresiasi Lebih Cepat?

Tips N Trik
Catat Jadwal Rekayasa Lalu Lintas Arus Balik Lebaran 2025

Catat Jadwal Rekayasa Lalu Lintas Arus Balik Lebaran 2025

News
Penegakkan Hukum Ganjil Genap Mudik Lebaran 2025 Via ETLE

Penegakkan Hukum Ganjil Genap Mudik Lebaran 2025 Via ETLE

News
[POPULER OTOMOTIF] Aturan Kendaraan Disita dan Data Dihapus Saat STNK Mati 2 Tahun | Fenomena Bengkel Suzuki Sepi karena Suku Cadang Awet | Skema One Way dan Ganjil Genap Mudik Lebaran 2025 di Tol Jaw

[POPULER OTOMOTIF] Aturan Kendaraan Disita dan Data Dihapus Saat STNK Mati 2 Tahun | Fenomena Bengkel Suzuki Sepi karena Suku Cadang Awet | Skema One Way dan Ganjil Genap Mudik Lebaran 2025 di Tol Jaw

Feature
Estimasi Biaya Mudik Jakarta-Yogyakarta Pakai Toyota Calya

Estimasi Biaya Mudik Jakarta-Yogyakarta Pakai Toyota Calya

Feature
ASII Kantongi Pendapatan Rp 133 T 2024, AHM Jadi Penopang Utama

ASII Kantongi Pendapatan Rp 133 T 2024, AHM Jadi Penopang Utama

News
3 Ruas Tol Trans-Sumatera yang Dibuka Fungsional Saat Lebaran 2025

3 Ruas Tol Trans-Sumatera yang Dibuka Fungsional Saat Lebaran 2025

News
Perbandingan Tarif Tol Jakarta-Solo Sebelum dan Sesudah Diskon Mudik Lebaran 2025

Perbandingan Tarif Tol Jakarta-Solo Sebelum dan Sesudah Diskon Mudik Lebaran 2025

Feature
Formula E Buat Indonesia Bukan Cuma untuk Warga Jakarta

Formula E Buat Indonesia Bukan Cuma untuk Warga Jakarta

Sport
Podium Lagi, Alex Marquez Finis Kedua di MotoGP Argentina 2025

Podium Lagi, Alex Marquez Finis Kedua di MotoGP Argentina 2025

Sport
ESDM Klaim 3.558 SPKLU Siap Layani Pemudik yang Gunakan Mobil Listrik

ESDM Klaim 3.558 SPKLU Siap Layani Pemudik yang Gunakan Mobil Listrik

News
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau