Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Harga Mobil Baru, Bikin Pasar Mobkas Stagnan

Kompas.com - 07/09/2017, 13:49 WIB
Stanly Ravel

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Memasuki semester dua 2017 perkembangan pasar mobil bekas (mobkas) tidak menunjukkan pergerakan positif. Beberapa pelaku dan pengamat mobkas cenderung menilai pasar dalam kondisi stagnan.

Chief Operating Officer Mobil88 Halomoan Fischer Lumbantoruan, menjelaskan, penyebab segmen mobkas kurang bergairah dikarenakan banyak pilihan produk baru yang muncul, apalagi usai pameran.

"Sama seperti tahun lalu, produk baru setelah pameran kan banyak, otomatis masyarakat berpikir dua kali untuk membeli mobkas. Kalau di Mobil88, tahun ini lebih stagnan dibanding tahun kemarin, tapi bila melihat dari daya saing kami masih bisa lebih survive," ucap Fischer kepada KompasOtomotif, Selasa (5/9/2017).


Menurut Fischer, perlambatan pasar mobkas lebih dikarenakan gangguan dari segi harga yang ditawarkan produk baru. Dalam arti banyak mobil baru yang bermain di segmentasi harga yang sama dengan pasar mobkas. Belum lagi, ada berbagai tawaran promo, seperti diskon dan cicilan ringan.

Baca : Dampak Pajak Sedan Turun di Pasar Mobil Bekas

"Kalau diperhatikan ada beberapa pemain baru yang memasang harga bersaing dengan mobil bekas. Saya tidak sebut merek, tapi harga di bawah Rp 200 juta untuk mobil baru itu sangat kompetitif dengan harga mobkas, karena memang pasar yang gemuk ada dikisaran tersebut," kata Fischer.

Serapan Daerah

Apa yang diutarakan Fischer sama dengan yang disampaikan oleh Herjanto Kosasih selaku Pengamat Pasar Mobil Bekas sekaligus Manajer Senior WTC Mangga Dua. Menurut Herjanto, masalah pasar mobkas di Jakarta bukan dikarenakan daya beli, tapi karena banyak tawaran yang jadi opsi baru bagi masyarakat.

Baca : Peluang Xpander di Pasar Mobil Bekas

"Seperti yang waktu itu saya katakan, harga mobil baru makin kompetitif, belum lagi dari tawaran merek baru. Mereka bersaing seperti perang harga, tapi imbas besar lebih kena ke mobkas. Kondisi memang bisa dibilang stagnan," ujar Herjanto.


Meski demikian, Herjanto menjelaskan pasar mobkas masih berjalan karena adanya pergeseran tren pembelian. Kecenderungan daya serap mobkas saat ini lebih diminati oleh konsumen daerah.

"Dari Agustus kemarin seperti itu, banyak konsumen dari daerah yang beli mobkas di Jakarta. Asumsi mereka soal harga, karena kalau beli di Jakarta harga bisa lebih miring dari daerah," kata Herjanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anak Bos Rental Menangis Saat Dengar Vonis 3 TNI AL Penembak Ayahnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau