Chief Operating Officer Mobil88 Halomoan Fischer Lumbantoruan, menjelaskan, penyebab segmen mobkas kurang bergairah dikarenakan banyak pilihan produk baru yang muncul, apalagi usai pameran.
"Sama seperti tahun lalu, produk baru setelah pameran kan banyak, otomatis masyarakat berpikir dua kali untuk membeli mobkas. Kalau di Mobil88, tahun ini lebih stagnan dibanding tahun kemarin, tapi bila melihat dari daya saing kami masih bisa lebih survive," ucap Fischer kepada KompasOtomotif, Selasa (5/9/2017).
Baca : Dampak Pajak Sedan Turun di Pasar Mobil Bekas
"Kalau diperhatikan ada beberapa pemain baru yang memasang harga bersaing dengan mobil bekas. Saya tidak sebut merek, tapi harga di bawah Rp 200 juta untuk mobil baru itu sangat kompetitif dengan harga mobkas, karena memang pasar yang gemuk ada dikisaran tersebut," kata Fischer.
Serapan Daerah
Apa yang diutarakan Fischer sama dengan yang disampaikan oleh Herjanto Kosasih selaku Pengamat Pasar Mobil Bekas sekaligus Manajer Senior WTC Mangga Dua. Menurut Herjanto, masalah pasar mobkas di Jakarta bukan dikarenakan daya beli, tapi karena banyak tawaran yang jadi opsi baru bagi masyarakat.
Baca : Peluang Xpander di Pasar Mobil Bekas
"Seperti yang waktu itu saya katakan, harga mobil baru makin kompetitif, belum lagi dari tawaran merek baru. Mereka bersaing seperti perang harga, tapi imbas besar lebih kena ke mobkas. Kondisi memang bisa dibilang stagnan," ujar Herjanto.
"Dari Agustus kemarin seperti itu, banyak konsumen dari daerah yang beli mobkas di Jakarta. Asumsi mereka soal harga, karena kalau beli di Jakarta harga bisa lebih miring dari daerah," kata Herjanto.
https://otomotif.kompas.com/read/2017/09/07/134900715/perang-harga-mobil-baru-bikin-pasar-mobkas-stagnan