Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Aman Penumpang Belakang Tanpa "Seat Belt"

Kompas.com - 09/08/2017, 08:02 WIB
Stanly Ravel

Penulis

New York, KompasOtomotif - Sebagian orang menggangap kursi penumpang baris kedua atau ketiga pada mobil lebih aman dibandingkan baris pertama ketika terjadi kecelakaan. Alasan ini juga yang kerap membuat sabuk keselamatan (seat belt) pada kursi penumpang belakang tidak digunakan.

Tapi dalam kenyataan ternyata tidak demikian. Dilansir dari Autoevolution, untuk menggambarkan pentingnya sabuk keselamatan, dicontohkan saat mobil sedang melakukan deselerasi dari kecepatan tinggi, baik karena mengerem atau mengurangi gas.

Baca : Cuek Tak Pakai Sabuk Pengaman ? Bisa Begini Akibatnya

Baca juga: Indonesia Vs Bahrain Tayang di TV Mana? Berikut Jadwal dan Link Live Streaming-nya

Dalam posisi tersebut tubuh penumpang depan dan belakang disadari atau tidak, bisa terbawa maju ke depan. Hal ini 10 kali lipat berbahaya bila pengemudi melakukan hard braking, otomasis penumpang belakang tanpa seat belt akan terpental hingga ke depan, bahkan tidak menutup kemungkinan bisa hingga menembus kaca depan mobil.


Dari hal tersebut timbul persepsi yang beranggapan masih terlindungi dengan adanya sandaran jok depan saat terjadi benturan. Namun pemikiran tersebut dibantah oleh studi yang dilakukan oleh Insurance Institue for Highway Safety (IIHS) Amerika Serikat.

IIHS mengatakan sebenarnya dalam kondisi kecelakaan, penumpang belakang memiliki potensi yang sama tinggi dengan penumpang di depan. Dampak fatal tetap bisa terjadi pada penumpang belakang, tapi risiko tersebut bisa ditekan dengan menggunakan sabuk pengaman.

Baca juga: Mendikdasmen Bolehkan "Study Tour", Dedi Mulyadi: Tidak Boleh Anak Piknik di Atas Rintihan Orangtua

Baca : Yaris Ativ, Sedan Baru Toyota Bermesin Kecil

Perlu jadi catatan, tidak semua tabrakan terjadi dari depan karena potensi benturan bisa datang dari belakang atau samping. Keberadaan seat belt berfungsi untuk menahan tubuh ketika terjadi benturan keras, posisi badan tetap berada pada jok, tidak terlempar dari jok.

Pernyataan serupa juga sudah pernah dikeluarkan oleh National Highway Traffic Administrarion (NHTSA) pada 2016 lalu, yang menjelaskan bahwa 79 persen penumpang meninggal dunia akibat terlempar ketika mengalami kecelakaan dan berujung pada kematian.

Baca juga: Solidaritas Pemain Bajaj Bajuri Kuat, Rieke Diah Pitaloka Pastikan Anak Fanny Fadillah Tetap Sekolah


Ade Muhammad Arbi dari Defensive Indonesia juga pernah menjelaskan kepada KompasOtomotif, bahwa angka kecelakaan akibat tidak menggunakan seat belt belakang tergolong tinggi meski tidak sebesar penumpang depan.

"Rata-rata orang meninggal di bagian belakang karena terhempas sampai keluar melalui kaca depan ketika mobil tabrakan keras di kecepatan tinggi. Tapi ada pula yang terpontang-panting saat terjadi benturan, perlu diketahui penumpang yang tidak menggunakan seat belt belakang saat terjadi benturan keras akan mengalami efek seperti bola pinball yang memantul dari satu sisi ke sisi lain, ini cukup fatal dan bisa mematikan," kata Ade beberapa waktu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau