Assen, KompasOtomotif — Mungkin banyak orang bertanya, apa rahasia Marc Marquez bisa sedominan itu pada awal musim balap MotoGP 2014? Faktor sepeda motor sudah pasti memengaruhi, dan Honda tahun ini berada di atas Yamaha. Namun, ada faktor lain yang membuatnya semakin sulit dikejar.
Pertama, kemampuan menikung Marc yang tak bisa disamai pebalap lain. Jika Anda melihat siaran langsung MotoGP, beberapa kali dalam balapan ditampilkan sudut kemiringan ketika menikung (lean angle) para pebalap. Marc Marquez-lah yang paling miring dalam menikung, sampai 62-63 derajat, bahkan pernah dilakukan pada kecepatan 183 kpj.
Dengan cara ini, Marc bisa menutup kekurangan Honda ketika melibas tikungan. Seperti yang sudah KompasOtomotif bahas, selama ini keunggulan Yamaha dibandingkan Honda adalah cepatnya keluar dari tikungan (cornering speed). Jika ditambah dengan performa pengereman yang bagus jelang tikungan, area menikung akan dikuasai.
Kemampuan "rebah" Marc memberikan efek pengambilan racing line yang menguntungkan. Dengan begitu, sang juara dunia termuda akan dengan mudah "mengambil" pebalap lain di tikungan dengan posisi sudut yang lebih dalam. Sekuat apa pun Yamaha memperbaiki sisi late braking, kemampuan menikung yang unik dari Marquez masih lebih diunggulkan.
Mental
Faktor kedua adalah mental dan keberanian Marc. Saat dirinya mengalami cedera pergelangan tangan dan seusai menjalani operasi, dia malah memutuskan untuk tetap berlaga pada balapan selanjutnya. Valentino Rossi sampai berujar bahwa semangat Marquez sangat tinggi.
"Dia mempunyai keberanian (nyali) luar biasa. Beberapa kali kami balapan bersama dan risiko tinggi dilahapnya. Marc seperti anak kecil yang akan senang dengan setiap kemenangan. Dia sangat haus kemenangan dan akan merebutnya tanpa beban," ujar Rossi dalam satu kesempatan.
Saat ini, hanya kemampuan mesin dan faktor keberuntungan yang dianggap bisa mengalahkan Marquez di seri-seri selanjutnya. Kekhawatiran para fans MotoGP menyaksikan balapan yang tak lagi seru mungkin akan terjadi, mengingat Marquez masih sangat dominan dan belum ada tanda-tanda kompetitor mampu menerkam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.