JAKARTA, KOMPAS.com - Kejadian viral yang memperlihatkan satu mobil BMW terjun bebas dari ruas Tol Krian-Gresik, Jawa Timur pada akhir pekan lalu menjadi pelajaran berharga bagi pengendara.
Menurut Kanit Gakkum Satlantas Polres Gresik, Ipda Aswoko, kecelakaan itu terjadi diduga karena pengemudi terlalu fokus melihat aplikasi navigasi Google Maps, tanpa menyadari mobil masuk ruas yang belum rampung.
Sehingga pada akhirnya, sedan mewah tersebut terjun bebas dari ketinggian sekitar 5 meter sebab jalanan belum tersambung. Mobil baru berhenti setelah menabrak taman.
Baca juga: Cara Menggunakan Engine Brake pada Mobil Matik di Turunan
Cctv yang lain mobil bmw terbang
ā txt.daricalo (@calomagang) April 8, 2025
Billahi Selamet istilah jowo di tol KLBM gresek
Lampu hijau pas dari arah terminal bunder https://t.co/2aPg3S617e pic.twitter.com/xGMfVs54K7
"Pengemudi mobil tersebut memang terlalu fokus melihat Google Maps. Pengemudi masuk melalui sela barrier yang memang tidak tertutup di ujung arah pintu keluar gerbang tol," kata Aswoko, Senin (7/4/2025).
Atas kejadian ini, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengimbau agar pengemudi jangan mengandalkan 100 persen aplikasi navigasi, terkhusus ketika melintas di ruas jalan baru.
Sebab, pada prinsipnya Google Maps atau aplikasi peta digital hanya sebagai alat panduan untuk membantu pengemudi di situasi yang tidak dikenal.
āBerkendara tidak hanya memutar setir atau sekadar injak pedal gas dan rem, tapi harus bisa membaca hal-hal yang berpotensi bahaya," kata dia kepada Kompas.com, Senin.
"Langkahnya mudah apabila didasari dengan niat dan konsisten, itu yang utama. Karena salah jalan dan berujung celaka sekalipun menggunakan Google Maps itu 90 persen kesalahan pengemudi,ā ujar Sony lagi.
Selain itu, menurut Sony, pengemudi juga harus paham berkendara secara benar. Apabila memang ada penghalang, patutnya pengemudi melambat dan curiga karena bisa jadi ruas dimaksud sedang dalam maintenance.
āAda pembatas atau penghalang harusnya pengemudi melambat untuk curiga. Setelah itu berhenti untuk memastikan keamanannya, cek Google Maps untuk memastikan arahnya dan melihat kondisi di depan dengan lampu jauh. Jangan memaksakan diri, kalau tidak yakin, putar balik atau maju perlahan,ā kata Sony,
Baca juga: Mitos atau Fakta, Mobil Wajib Diservis Setelah Dipakai Mudik?
"Artinya, pengendara tetap wajib konsentrasi dengan kondisi jalan saat berkendara,ā lanjut dia.
Sementara itu, Jusri Pulubuhu, Founder Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan bahwa berkendara sambil membaca peta digital bisa membuat konsentrasi terganggu. Oleh karena itu, disarankan untuk mengaktifkan fitur audio pada aplikasi tersebut.
āMaps dihidupkan, audionya dihidupkan. Didengarkan saja. Kalau ingin sekadar lihat karena ragu, ya berhenti,ā ucap Jusri beberapa waktu lalu.
Dengan mengaktifkan fitur audio, pengemudi dapat mendengarkan arahan tanpa perlu melihat peta digital, sehingga sopir akan lebih fokus melihat jalan daripada memperhatikan rute di layar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.