Review Konsumsi BBM New Honda PCX 160: Realita Vs Klaim

Jakarta, Kompas.com – Dalam memilih sepeda motor harian, salah satu parameter yang paling penting adalah konsumsi bahan bakar minyak (BBM).

New Honda PCX 160, yang menjadi perbincangan hangat, mengeklaim mampu mencapai rata-rata 45 Km per liter.

Namun, bagaimana hasil sebenarnya ketika skutik ini digunakan dalam kondisi sehari-hari di perkotaan?

Baca juga: Kasus Motor Keyless Dirampas Begal, Ini yang Bisa Dilakukan Pemilik

KOMPAS.com/ADITYO WISNU New Honda PCX 160

Melihat spesifikasi yang tertera, New Honda PCX 160 dilengkapi dengan mesin 156,9 cc 4 valve eSP+ yang mampu menghasilkan tenaga 15,7 Tk pada 8.500 rpm dan torsi 14,7 Nm pada 6.500 rpm dengan rasio kompresi 12:1.

Ketika kami mengujinya dengan metode full to full, New Honda PCX 160 dibawa berkeliling kota Jakarta, melewati berbagai kondisi lalu lintas yang macet maupun lancar.

Dengan menggunakan BBM RON 92 dan satu penumpang, serta gaya berkendara normal, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa PCX 160 terbaru mampu mencatatkan konsumsi bahan bakar sebesar 41,6 Km per liter.

Baca juga: Tenaga Penjual Mobil Bingung Jelaskan Opsen Pajak ke Konsumen

Di sisi lain, hasil dari pengukuran Multi Information Display (MID) menunjukkan angka yang lebih optimis, yakni 45,3 Km per liter, yang berarti ada selisih 3,7 Km per liter dibandingkan metode full to full.

Jika dihitung dengan kapasitas tangki bahan bakar yang dapat diisi penuh (8,1 liter), New Honda PCX 160 secara matematis dapat menempuh jarak hingga 336,96 Km.

Biaya untuk mengisi BBM hingga penuh menggunakan Pertamax yang harganya diperkirakan Rp 12.500 per liter (per Januari 2025) mencapai sekitar Rp 101.250.

Hasil ini menunjukkan bahwa angka konsumsi BBM rata-rata PCX 160 terbaru ternyata tidak jauh berbeda dari klaim yang disampaikan pabrikan.

Selain itu, biaya pengisian BBM yang terjangkau juga menjadi nilai tambah untuk skutik bongsor ini.

Namun, perlu diingat bahwa hasil konsumsi BBM sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk gaya berkendara, kondisi jalan, serta bobot kendaraan.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun angka-angka yang diperoleh cukup menjanjikan, pengalaman berkendara bisa bervariasi tergantung pada kondisi masing-masing pengguna.