JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah Vietnam melakukan terobosan untuk mengurangi pelanggaran lalu lintas dengan melibatkan warga sipil.
Langkah yang diambil pemerintah Vietnam tersebut terbilang ekstrem, yaitu memberikan insentif bagi warga yang melaporkan pelanggaran lalu lintas.
Baca juga: Toyota dan Nvidia Kerja Sama buat Teknologi Mobil Masa Depan
Mulai Januari 2025, warga yang dapat membuktikan adanya pelanggaran lalu lintas berhak menerima uang sebesar 10 persen dari denda yang harus dibayar oleh pelanggar.
Dilansir dari Carscoops, kebijakan ini diterapkan karena polisi lalu-lintas tidak dapat berada di setiap lokasi untuk mencegah terjadinya pelanggaran.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Vietnam juga telah sering menerima laporan berupa rekaman kamera yang menunjukkan pelanggaran lalu-lintas dan aktivitas berbahaya lainnya.
Pemerintah Vietnam percaya bahwa program ini akan membuat jalan raya lebih aman. Pendapatan dari denda akan digunakan untuk meningkatkan keselamatan jalan lebih lanjut.
Baca juga: Honda Luncurkan Dua Mobil Listrik di CES 2025, Intip Kecanggihannya
Uang hasil denda tersebut akan membantu mendanai pembelian mobil dan peralatan, pengembangan sistem informasi, pemeliharaan basis data lalu lintas, serta mendukung penyelidikan dan manajemen kemacetan.
Selain itu, uang denda juga akan digunakan untuk membayar petugas lalu lintas pada malam hari.
Baca juga: Toyota Bangun Kota Modern, Ada Mobil Otonom sampai Kursi Roda Balap
Meski kebijakan "membayar warga" untuk memberikan informasi dianggap kontroversial, tindakan radikal ini dianggap perlu mengingat kondisi lalu lintas di Vietnam.
Polisi di negara ini tengah berjuang melawan pengemudi yang sering melaju kencang, melanggar lampu merah, melawan arah, hingga mundur di jalan raya, yang menyebabkan kekacauan di jalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.