Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Kendaraan di Indonesia Masih Minim Pengetahuan APAR

Kompas.com - 04/10/2024, 14:01 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

CIKARANG, KOMPAS.com -  Keberadaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada kendaraan tidak hanya sebagai aksesori saja, sebab sangat penting fungsinya untuk menunjang keselamatan berkendara. Namun masih banyak yang salah kaprah dalam menggunakan APAR.

Rahmat Rezki, Presiden Director PT Indolok Bakti Utama mengatakan, APAR sendiri punya masa kedaluwarsa. Maka dari itu apabila terlalu lama tidak dipakai, APAR tersebut akan sulit digunakan saat ada situasi medesak. 

"APAR pada kendaraan itu biasanya jenis bubuk atau powder. Kalau APAR powder itu sebenarnya pabrikan memberikan batasan lima tahun, tapi pemerintah berikan batasan dua tahun untuk yang beredar saat ini. Kenapa? Mungkin saat ini APAR yang beredar kandungannya kurang baik. Kalau udah kedaluwarsa maka isi APAR akan membeku sehingga tidak bisa ditekan," katanya kepada media, Rabu (2/10/2024). 

Baca juga: Konsekuensi Skutik Bore-Up buat Pakai Harian, Lebih Boros Biaya

Rahmat mengatakan, pemilik kendaraan masih banyak yang menyepelekan keberadaan APAR. Maka dari itu cara memilih APAR dan juga cara menggunakannya juga masih banyak yang salah kaprah. Meski kendaraan dilengkapi APAR, belum tentu APAR tersebut kualitasnya tepat. 

"Kita juga sangat prihatin banyak APAR yang dijual murah namun kualitasnya tidak mumpuni. Maka dari itu saat ada kasus kebakaran, kendaraan jarang ada yang selamat, pasti habis oleh api," kata Rahmat.

 Baca juga: Pembiayaan kendaraan Listrik Capai Rp 29 Triliun Hingga Agustus 2024

"Kuncinya itu harus punya APAR yang mumpuni dan tepat cara menggunakannya. Saat asap dari kendaraan keluar itu harus segera untuk ditangani," saran Rahmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
sayangnya, serba salah kaprah ini telah lama menjadi tradisi dan budaya sejarah umat manusia. oleh karena percayanya masyarakat ke mitos dan takhayul alias logika mistika yang telah mendarah daging sejak awal mula peradaban manusia.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau