Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosa Truk ODOL, dari Bikin Rusak Jalan Sampai Tabrak Belakang

Kompas.com - 30/09/2024, 17:41 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Truk Over Dimension Over Loading (ODOL) masih sering ditemukan di jalan. Padahal sudah banyak efek buruk dari truk yang membawa beban terlalu banyak.

Senior Investigator Komite Nasional Keselematan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengatakan, truk ODOL menjadi penyebab jalan rusak karena bobotnya yang terlalu berat. Selain itu ada kebiasaan lain yang bikin lebih cepat rusak di jalan.

"Mereka selalu mengencangkan baut roda saat truknya dibebani berlebihan. Akibatnya banyak truk mengalami patah baut sehingga menyebabkan kemacetan luar biasa," ucap Wildan kepada Kompas.com, Senin (30/9/2024).

Baca juga: Pengusaha Sebut Truk ODOL Sudah dari Tahun 1970an

Razia truk ODOL serentak di IndonesiaKEMENHUB Razia truk ODOL serentak di Indonesia

Wildan menemukan, truk yang ODOL hampir semuanya mengencangkan baut roda secara berlebihan. Bahkan menggunakan impact gun yang membuat baut roda malah tidak kuat dan patah saat membawa beban.

"Pada saat dimuat brlebihan, tekanan angin bannya dinaikkan dan bautnya dikencangkan agar bisa menopang beban yang berlebih," kata Wildan.

Bukan truknya saja yang kerap rusak, tapi juga jadi biang tabrak belakang saat masuk ke tol. Muatan yang berlebihan membuat truk cuma bisa jalan di kecepatan yang rendah, begitu juga akselerasinya yang pelan.

Baca juga: Bahas Rasa Berkendara Kia Seltos 1.5 Turbo


"Kecepatan mereka sangat rendah di jalan tol, sehingga selisih kecepatan menjadi sangat tinggi. Penyebabnya akan menurunkan waktu reaksi pengemudi kendaraan kecil yang sedang melaju kencang, risiko tabrak belakang meningkat," kata Wildan.

Belum lagi kalau truknya berpindah lajur secara tiba-tiba dengan akselerasi yang sangat rendah. Akibatnya pengemudi di belakang kaget dan tidak mampu bereaksi, tabrak belakang sulit dihindari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau