Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Perlu Mobil Murah, Harga di Bawah LCGC

Kompas.com - 11/07/2024, 17:01 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Penjualan mobil di Tanah Air sempat mencapai nilai tertinggi pada 2013, yaitu 1,22 Juta unit. Namun kini Indonesia terjebak dalam penjualan mobil 1 juta unit dalam beberapa tahun terakhir.

Untuk diketahui, peningkatan penjualan pada 2023 dipengaruhi oleh peluncuran program KBH2 (Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau) atau Low Cost Green Car (LCGC).

Saat itu, segmen ini langsung berkontribusi lebih dari 30 persen penjualan nasional. Bahkan sampai sekarang, kelas ini punya peran signifikan.

Baca juga: Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang Arah Jakarta Libatkan 10 Kendaraan

Suzuki Carry Blind VanKOMPAS.COM/SETYO ADI Suzuki Carry Blind Van

Riyanto, Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia mengatakan, untuk mendongkrak penjualan mobil baru di Indonesia juga bisa didorong dengan pembaruan program KBH2 atau LCGC.

"Sebenarnya, program KBH2 mobil murah (LCGC) pada 2013 lalu perlu disegarkan lagi," ujar Riyanto di Jakarta, Rabu (10/7/2024).

"Jadi nanti, fitur-fitur canggih yang ada di mobil itu mungkin bisa diatur agar harganya tidak tinggi. Jadi enggak perlu canggih-canggih, yang penting friendly dan bisa memangkas biaya produksi," kata dia.

Baca juga: Sudah Tidak Diproduksi Lagi, Ini Diskon Suzuki Ignis

Menurut Riyanto, kehadiran kelas mobil murah di bawah LCGC merupakan inovasi yang harus dikembangkan pabrikan.

“Karena fitur-fitur yang mungkin taruhlah kebutuhan masyarakat kita yang di pedesaan, itu kan enggak perlu canggih-canggih amat. Range produknya bisa didesain, yang banyak masuk ke situ kan Suzuki. Masih sederhana-sederhana,” ucap Riyanto.

Ia menambahkan, fitur-fitur canggih pada mobil di segmen menengah ke atas menurutnya tidak banyak terpakai di beberapa daerah di Indonesia.

“Jadi di pedesaan itu paling sederhana, misalnya perkebunan di Sumatera, itu kayaknya enggak perlu fitur-fitur yang sedikit-sedikit berbunyi, peringatan alarm, itu kan tambahnya lumayan. (Misalnya) Honda Sensing itu kan tambah Rp 25 juta,” kata Riyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau