Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toyota Sebut Visi Kendaraan Listrik di Indonesia Terealisasi 2030

Kompas.com - 24/06/2024, 19:01 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penciptaan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia saat ini masih menantang, baik bagi pemerintah maupun industri.

Kondisi tersebut salah satunya disebabkan belum adanya ketetapan suatu target yang realistis dan terperinci, serta berkesinambungan. Kini, peta jalan industri masih menemui gap antar kementerian.

Oleh karenanya, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam berharap pada tahun 2030 pemerintah dan pengusaha sudah memiliki visi dan imaji yang sama untuk EV di Indonesia.

Baca juga: Komparasi Tampilan Aion Y Plus dan BYD Atto 3

"Industri kendaraan listrik dengan ICE (Internal Combustion Engine) itu jauh berbeda. Bahkan kita tidak bisa melihat TKDN EV memakai kacamata ICE," kata dia di Bali belum lama ini.

"TKDN pada kendaraan listrik konsentrasinya hanya pada empat komponen. Dari keempat tersebut, mana yang mau kita lokalisasi, entah baterai ataupun motor dan controller-nya. Itu harus difokuskan," ucap Bob.

"Berbeda dengan ICE yang bicara mulai dari bodi, ban, dan komponen lain," lanjutnya.

Dengan target yang terperinci dan jelas, langkah penciptaan ekosistem EV di Tanah Air, kata Bob, akan jauh lebih optimal. Dari sisi industri, langkah itu juga akan membuahkan investasi karena terdapat kepastian.

Jangan semua Kementerian membuat target pemenuhannya masing-masing dan pada akhirnya tidak ada sinergi. Pada akhirnya, membuat pandangan pelaku industri kabur atas program elektrifikasi nasional.

Baca juga: Jajal Subaru Outback di Medan Off Road

"Saya sih berharap pada 2030 pemerintah dan pengusaha sudah memiliki visi yang sama, tujuan yang jelas kita mau merealisasikan elektrifikasi seperti apa," ucap Bob.

"Katakanlah 50 persen electrified. Dari besaran tersebut, berapa penurunan emisi yang bisa dicapai, impor bahan bakar yang bisa dihemat berapa. Lalu, 50 persen tersebut isinya apa saja, BEV berapa, hybrid berapa, hidrogennya berapa," kata dia.

"Tidak kalah penting, perpajakannya akan seperti apa. Multiplier effect-nya bagaimana, dan lain-lain. Sehingga kebijakan kita itu bisa dibaca investor. Jangan abu-abu," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau