Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMI Jabar Minta Pemda Hadir Dalam Wacana Pembangunan Sirkuit

Kompas.com - 24/05/2024, 18:52 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Jawa Barat, Daniel Muttaqien Syafiuddin meminta pemerintah daerah untuk hadir dalam memenuhi kebutuhan dunia otomotif, salah satunya sirkuit balap.

Meski saat ini Jawa Barat merupakan wilayah yang memiliki sirkuit permanen yang banyak dibanding provinsi lain.

Namun, legalitas sirkuit sekelas Sentul masih kepemilikan pribadi, pun dengan Sirkuit Bukit Peusar.

"Kenapa saya tadi pagi itu selalu menyentil pemerintah daerah, ya pemerintah daerah juga harus hadir. Kita tanpa ada dukungan pemerintah daerah tidak mungkin kita bisa menghadirkan sebuah sirkuit yang standar internasional. Makanya saya sih sangat berharap sekali lah," katanya ditemui di acara Rapat Koordinasi Provinsi (Rakorprov) IMI Jabar di Hotel Sunshine, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/5/2024).

Pembahasan terkait pembangunan Sirkut permanen, kata Daniel, menjadi pembahasan di Rakor Prov Jabar. Menurutnya, keberadaan Sirkuit permanen yang dikelola oleh pemerintah tidak hanya berguna untuk kepentingan olahraga otomotif saja.

Baca juga: Hyundai Bocorkan Harga Kona Electric, Sekitar Rp 500 Jutaan

Akan tetapi akan mengurangi, dampak dari aksi balap liar yang saat ini menjadi fenomena di tengah masyarakat.

"Daripada kita mendengar adanya balapan liar, karena memang minimnya fasilitas. Kalau fasilitas itu terjaga, saya yakin balapan-balapan liar juga bisa terkurangi," terangnya.

Daniel mengungkapkan, IMI tidak hanya konsentrasi di pembinaan olahraga saja. Pembinaan anak muda juga, termasuk menjadu titik fokus IMI.

Ia berpendapat energi anak muda di era sekarang, mesti disalurkan. Hal itu, lanjut Daniel mesti menjadi atensi atau perhatian semua pihak.

"Mereka ini kan butuh hanya butuh penyaluran energi, menyalurkan atensinya, hobinya. Ya tentunya pemerintah juga harus hadir di wilayah sana," ujar Daniel.

Ia menambahkan, pembangunan Sirkuit permanen lebih kecil anggarannya, dibandingkan dengan pembangunan stadion sepak bola.

"Nah, kalau diperbandingkan lagi dengan olahraga yang lain, yang populis ya, seperti sepak bola. Kita itu kan tidak perlu membutuhkan anggaran yang besar seperti membangun stadion," ujar Daniel.

Ketua IMI Jabar Daniel Muttaqien Syafiuddin saat di wawancarai terkait Sirkuit Permanen di Jawa Barat dalam Rapat Koordinasi Provinsi (Rakor Provinsi) IMI Jabar di Hotel Sunshine, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/5/2024)KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Ketua IMI Jabar Daniel Muttaqien Syafiuddin saat di wawancarai terkait Sirkuit Permanen di Jawa Barat dalam Rapat Koordinasi Provinsi (Rakor Provinsi) IMI Jabar di Hotel Sunshine, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/5/2024)

"Untuk fasilitas yang one-stop service, bisa dipergunakan bermacam, bisa buat balap, bisa buat, tapi yang non-permanen ya, itu saya pikir angkanya ya per sepuluh dibandingkan anggaran yang dibutuhkan untuk stadion. Tapi efeknya itu multi. Semuanya bisa bergerak, semuanya bisa hidup," tutur dia.

Apabila sirkuit permanen dibangun dan dikelola oleh bersama, ia meyakini ekosistem olahraga otomotif akan bangkit.

Saat ini, kata Daniel, olahraga otomotif sangat menguntungkan tidak hanya dikalangan UMKM saja.

"Ya contoh misalkan ada balapan drag gitu ya, itu kan baik dari onderdeal, ban, terus kemudian bengkel-bengkel kecil, oli, semuanya itu hidup.Tapi kalau, ya mohon maaf, kalau sekarang yang jadi idolanya itu sepak bola, sebut orang-orang sepak bola, sepak bola. Efeknya itu belum sebesar apa yang ketika misalkan pemerintah hadir di otomotif," beber dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com