Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Melajukan Mobil Matik Tanpa Memanaskan Mesin Dulu

Kompas.com - 18/05/2024, 15:22 WIB
Erwin Setiawan,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Memanaskan mesin mobil biasa dilakukan sebelum digunakan saat pagi hari ketika suhu dalam kondisi dingin. Tujuannya untuk menjaga komponen mesin.

Namun selain itu, rupanya memanaskan mesin sebelum dioperasikan dapat memperawet usia komponen transmisi khususnya pada mobil matik.

Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan, sebelum mobil digunakan idealnya pengemudi melakukan pemanasan mesin terlebih dulu guna membuat semua komponen dalam kondisi siap.

Baca juga: Berapa Liter Rata-rata Kapasitas Oli Transmisi Mobil Matik?

Speedometer milik Fortuner VRZ Toyota doc. Speedometer milik Fortuner VRZ

“Siap dalam artian semua sistem pelumasan sudah terjangkau dengan baik dan stabil, komponen mesin yang terbuat dari logam tidak mengalami perubahan suhu secara drastis yang justru bisa merusak,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Sabtu (18/5/2024).

Karena itu, menurut Hardi, kenaikan suhu mesin sebaiknya terjadi secara bertahap dengan membiarkan mesin berputar stasioner dalam beberapa waktu sebelum digunakan.

“Jika diamati, putaran mesin stasioner ketika mesin dingin masih cukup tinggi yakni bisa menyentuh 1.000 Rpm, sedangkan bila sudah tercapai suhu kerja ideal putaran mesin akan turun sekitar 650-750 Rpm,” ucap Hardi.

Baca juga: Kesalahan Fatal Perbaikan Transmisi Bunyi Jedug pada Mobil Matik


Menurut Hardi, sistem pada mobil memang membuat mesin naik secara konstan dengan pemanasan.

Sedangkan bila mobil langsung digunakan atau digeber, maka perubahan suhu mesin bisa naik secara drastis.

“Saat putaran masih tinggi dan dipaksakan jalan maka akan membuat pertautan kampas transmisi matik lebih kasar, sehingga dapat mempercepat keausan, hal ini sebaiknya dihindari dengan menunggu sesaat,” ucap Hardi.

Pemilik Worner Matic bengkel spesialis transmisi otomatis, Hermas Efendi Prabowo menjelaskan, diperlukan menunggu sampai putaran mesin idle baru aman untuk berjalan.

Baca juga: Salah Satu Alasan Transmisi Matik Bunyi Jedug Usai Pasang Kaca Film

Mobil matik masih menggunakan kampas kopling meski berbeda bentuk dengan yang manual.Kompas.com/Erwin Setiawan Mobil matik masih menggunakan kampas kopling meski berbeda bentuk dengan yang manual.

“Jika Rpm tinggi dipaksa pindah dari N ke D sebetulnya ada semacam penyambungan mekanikal yang kasar. Hal itu berpotensi merusak komponen-komponen mekanikal,” ujar Hermas kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Bukan tanpa alasan, prosedur memindahkan tuas transmisi matik dari P ke R atau D mengharuskan pengemudi menginjak pedal rem terlebih dulu.

Menurut Hermas hal itu bertujuan memastikan roda berhenti total dan putaran mesin tidak terlalu tinggi.

“Jangan buru-buru, pastikan roda berhenti terlebih dulu, putaran mesin tidak tinggi baru tuas matik dpindahkan ke D atau R agar komponen transmisi lebih awet,” ucap Hermas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau