Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Terjadi Kecelakaan, Pemerintah Perlu Kaji Ruas Jalan Ciater

Kompas.com - 12/05/2024, 12:41 WIB
Ruly Kurniawan,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lokasi insiden maut bus pariwisata Trans Putera yang membawa rombongan pelajar di Jalan Raya Kampung Palasari, Desa Palasari, Kecematan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, ternyata rawan kecelakaan.

Dikatakan Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas, hal itu karena sudah ada beberapa kejadian serupa di lokasi yang didominasi dengan medan turunan dan tanjakan.

Karena itu, dia menyebut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah seharusnya mengkaji ulang di ruas Subang-Bandung, terkhusus di sekitar daerah Ciater.

Baca juga: Ingat, Menolong Korban Kecelakaan Lalu Lintas Tidak Boleh Sembarangan

Mobil derek berusaha mengevakuasi bus yang terlibat kecelakaan di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Hingga Sabtu (11/5) malam, petugas gabungan dari BPBD, Polri, TNI dan Damkar masih mendata jumlah korban meninggal dunia dan korban luka-luka pada kecelakaan tersebut. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi Mobil derek berusaha mengevakuasi bus yang terlibat kecelakaan di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Hingga Sabtu (11/5) malam, petugas gabungan dari BPBD, Polri, TNI dan Damkar masih mendata jumlah korban meninggal dunia dan korban luka-luka pada kecelakaan tersebut.

“Kalau saya lihat kecelakaan di daerah tersebut sudah berkali-kali terjadi, baik itu bus, truk, maupun kendaraan pribadi sudah pernah mengalami. Kalau sudah sangat sering, saya kira kesalahannya bukan lagi di pengemudi atau kendaraan,” ujar dia kepada Kompas.com belum lama ini.

Menurutnya, Kementerian PUPR perlu melakukan pengkajian karena jalanan tersebut memiliki banyak tikungan dan turunan.

Hal serupa juga dikatakan Pengamat Tata Kota dan Transportasi Universitas Trisakti Yayat Supriatna.

Menurutnya, jalan raya Subang-Bandung di Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat termasuk ke dalam daerah rawan. Pasalnya, banyak kecelakaan terjadi di jalur tersebut dan menelan korban lebih 50 orang.

"Kalau sudah lebih dari 50 korban akibat kecelakaan yang terjadi beberapa tahun ini, sebetulnya ini daerah rawan kecelakaan dalam kategori tinggi sehingga perlu kewaspadaan tinggi," ujarnya, saat dikonfirmasi Kompas.com.

Baca juga: Kecelakaan Bus di Subang, Bus Tak Punya Izin dan KIR Sudah Kedaluwarsa

Petugas kepolisian mengevakuasi korban kecelakaan bus pariwisata di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Dinas Kesehatan Kabupaten Subang mencatat, dalam kecelakaan bus yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok tersebut untuk sementara terdapat 11 orang korban meninggal dunia yang terdiri dari 10 orang siswa SMK dan 1 orang pemotor asal Cibogo Kabupaten Subang. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi Petugas kepolisian mengevakuasi korban kecelakaan bus pariwisata di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Dinas Kesehatan Kabupaten Subang mencatat, dalam kecelakaan bus yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok tersebut untuk sementara terdapat 11 orang korban meninggal dunia yang terdiri dari 10 orang siswa SMK dan 1 orang pemotor asal Cibogo Kabupaten Subang.

Catatan Kompas.id, Sabtu (11/5/2024) menunjukkan, selama 12 tahun terakhir, total korban meninggal dunia akibat kecelakaan di kawasan tersebut mencapai 52 orang dan masih bisa bertambah.

Kecalakaan di kawasan itu sebagian besar dipicu oleh kelalaian pengemudi dan juga masalah rem blong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau