Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Naik Bus AKAP Saat Mudik Lebaran

Kompas.com - 19/03/2024, 12:02 WIB
Selma Aulia,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang menggunakan layanan bus untuk antarkota antarprovinsi (AKAP) untuk transportasi mudik Lebaran.

Meski begitu, menggunakan layanan bus AKAP tidak luput dari berbagai peristiwa yang tidak menyenangkan. Mengingat, kendaraan ini merupakan transportasi umum yang menjadi andalan sejumlah orang.

Maka dari itu, agar perjalanan mudik Lebaran menggunakan bus AKAP aman dan lancar ada beberapa tips yang bisa diikuti.

Baca juga: Harga Tiket Bus AKAP Jakarta-Palembang buat Mudik Lebaran 2024


Direktur Utama PO SAN Kurnia Lesani Adnan mengatakan, ada beberapa hal yang perlu dipastikan.

“Pertama kesehatan dalam keadaan baik dan prima, kemudian memilih perusahaan dan kendaraan angkutan resmi yang terdaftar bisa di cek di Spionam (website Kemenhub),” kata pria yang akrab disapa Sani kepada Kompas.com, Selasa (19/3/2024).

Sani juga menghimbau, kepada calon penumpang pastikan membeli tiket di perwakilan atau agen resmi perusahaan otobus (PO) baik offline maupun online.

Baca juga: Mudik Lebaran Naik Bus, Pahami Kode dari Sopir Saat Ada Copet

Sejumlah penumpang bus antarkota antarprovinsi bertolak dari Terminal Kalideres, Jakarta Barat, pada Senin (9/5/2022) malam.Kompas.com/MITA AMALIA HAPSARI Sejumlah penumpang bus antarkota antarprovinsi bertolak dari Terminal Kalideres, Jakarta Barat, pada Senin (9/5/2022) malam.

 

Selain itu, ketika akan melakukan perjalanan menggunakan bus AKAP sebaiknya tidak berpenampilan mencolok.

“Tidak membawa dan memakai barang berharga berlebihan untuk menghindari hal yang di luar pengawasan,” kata Sani.

Kemudian, pastikan untuk datang datang ke titik keberangkatan tepat waktu sesuai kesepakatan PO yang dipilih.

“Masyarakat juga mohon hati hati terhadap modus penipuan pembelian tiket online, saat ini banyak sekali orang yang mengaku sebagai perwakilan atau agen resmi PO yang mendaftarkan dirinya di Google, kalau metode pembayarannya tidak ke rekening pribadi atau perusahaan bisa dipastikan itu penipuan,” kata Sani.

Baca juga: Modifikasi Digital Kia Sonet, Dipoles Jadi Crossover

“Biasanya mereka untuk pembayaran menggunakan virtual account, kalau sudah seperti ini sebaiknya hindari dan batalkan,” lanjunya.

Sani juga mengatakan, fenomena bus tidak berizin bahkan STNK-nya mati namun beroperasi saat ini semakin banyak, bahkan pemerintah melakukan pembiaran.

“Kami semua (PO SAN) sesuai regulasi, Insya Allah seluruh unit perizinannya aktif,” kata Sani.

Sehingga, bagi calon penumpang PO SAN tidak perlu khawatir tentang masalah bus yang STNK-nya mati atau tidak berizin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau