Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baterai NMC Lebih Diminati, BYD Mengaku Tidak Ambil Pusing

Kompas.com - 01/03/2024, 19:12 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) mengungkap jika baterai Nickel Manganese Cobalt (NMC) jauh lebih baik dibanding Lithium Ferro Phosphate (LFP).

Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi klaim ini, mulai dari NMC dianggap unggul dari segi performa, daya tahan, dan punya value for money lebih baik.

Klaim tersebut disampaikan oleh Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, di sela-sela konferensi pers di Jakarta, Jumat (1/2/2024).

Singkatnya, Rachmat mengklaim jika baterai NMC jauh lebih cocok digunakan di Indonesia yang memiliki iklim tropis.

Baca juga: Banyak Peminat, Insentif Kendaraan Listrik Dipastikan Lanjut pada 2024

Teknologi baterai mobil listrik dan penggerak mobil listrik BYDKompas.com/Daafa Alhaqqy Teknologi baterai mobil listrik dan penggerak mobil listrik BYD

“Sebetulnya di Indonesia yang iklimnya tropis, boleh-boleh saja kalau ada (produsen) yang pakai baterai LFP. Tapi sekali lagi, karena iklimnya tropis, lebih baik NMC,” ucapnya menjawab pertanyaan Kompas.com.

Menanggapi pernyataan ini, BYD sebagai produsen mobil listrik yang cenderung menggunakan baterai jenis LFP, mengaku tidak terlalu ambil pusing.

Luther Panjaitan, Head of Marketing BYD Indonesia menjelaskan, pihaknya telah mengevaluasi pasar nasional sejak jauh-jauh hari. Berdasarkan pertimbangan, baterai LFP yang dianggap paling cocok untuk konsumen.

Baca juga: Puluhan Pengendara Motor Terjatuh karena Ceceran Tanah

Teknologi Blade Battery yang digunakan BYDDok. BYD Teknologi Blade Battery yang digunakan BYD

“Berdasarkan hasil analisa kami untuk saat ini, LFP itu model teraman yang bisa digunakan di Indonesia,” ucapnya saat berbincang dengan Kompas.com.

Kendati demikian, Luther menjelaskan jika ada kemungkinan BYD akan beralih ke baterai NMC, jika memang pasar atau regulasi menghendaki demikian.

Proses peralihan tersebut juga diklaim tidak akan terlalu sulit, mengingat latar belakang BYD sebagai manufaktur teknologi elektronika.

Baca juga: Menko Marves Sebut Baterai NMC Lebih Cocok di Indonesia Dibanding LFP

Mobil listrik BYD mengandalkan e-platform 3.0Dok. BYD Mobil listrik BYD mengandalkan e-platform 3.0

“Ada possibility juga kalau kita pakai jenis NMC, karena basisnya BYD adalah salah satu produsen baterai terbesar di dunia, transisinya pasti bisa cepat,” kata dia.

Untuk diketahui, BYD menggunakan baterai LFP dengan konfigurasi khusus yang dinamakan blade battery. Penyusunan ini diklaim meningkatkan performa, efisiensi, serta usia pakai baterai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau