JAKARTA, KOMPAS.com - Mengemudikan mobil di jalan basah atau hujan menjadi tantangan sendiri bagi sebagian pengendara mobil maupun sepeda motor.
Kondisi jalan yang basah dan tergenang air membuat kemampuan cengkeraman ban ke aspal jadi berkurang. Hal ini kerap disebut dengan aquaplaning.
Meski begitu, masih ada saja pengemudi yang memacu kendaraannya dengan teknik yang tidak tepat saat di jalan basah. Bahkan, tidak sedikit pengemudi yang berani untuk memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi atau ngebut. Padahal, kecelakaan karena ban kehilangan cengkeraman ke aspal sangat mungkin terjadi.
Baca juga: Tips Pilih Helm buat Pemula, Baiknya Model Full Face atau Open Face?
Seperti salah satu contoh video yang diunggah oleh akun Instagram @dashcamindonesia. Dalam tayangan tersebut memperlihatkan rekaman dari kamera dashcam mobil Honda Civic yang sedang melintas di jalan tol saat kondisi hujan.
Pada rekaman kamera dashcam terlihat pengemudi memacu mobil dengan kecepatan hingga 140 Km per jam.
View this post on Instagram
Saat melewati genangan air, mobil tiba-tiba mengalami aquaplaning sampai tergelincir dan nyaris mengalami kecelakaan. Beruntungnya, mobil masih bisa dikendalikan hingga pengemudi menepikan kendaraannya ke bahu jalan.
“Terekam dashcam mobil Civic sedang melintas di jalan tol saat jalanan licin, tiba-tiba stir ngebuang ketika lewat genangan air (aquaplaning) sampai-sampai ni mobil hampir melintir ngesot 180 derajat,” tulis unggahan tersebut.
Training Director The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan mengatakan, kebiasaan pengemudi mengebut saat jalanan hujan karena tidak pernah mengalami kecelakaan sebelumnya.
Kebanyakan orang Indonesia harus mengalami kecelakaan dulu baru bisa belajar dengan mengubah cara mengemudi saat jalanan basah.
“Mereka sebelumnya aman-aman saja ngebut saat kondisi jalan basah. Namun kalau belum pernah, bukan berarti tidak akan pernah kecelakaan,” ucap Marcell kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Menurut Marcell pengemudi yang baik tidak akan mengambil risiko dan selalu meminimalisir potensi bahaya yang terjadi saat berkendara.
Dengan kata lain, pengemudi tersebut akan menyesuaikan bagaimana cara mengemudi saat jalanan basah atau kering.
Baca juga: Marak Pencurian Baterai, Komunitas Molis Desak Produsen Berinovasi
Untuk di jalan basah atau saat ada genangan disarankan tidak terburu-uru melintas. Cukup melaju dengan kecepatan rendah agar mobil tidak terangkat dari aspal.
“Saat hujan, traksi antara ban dan jalan sangat minim, sehingga kemungkinan selip dan aquaplaning sangat tinggi,” kata Marcell.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.