Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Nyata Nekat Menerobos Lampu Merah

Kompas.com - 25/01/2024, 19:01 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
- Saat ini masih banyak pengguna kendaraan bermotor yang tidak mengindahkan peringatan lampu lalu lintas di jalan raya.

Seringkali, pengemudi menerobos meskipun lampu merah baru menyala atau karena tidak ingin terlalu lama berhenti.

Hal ini sering disepelekan dan menjadi sesuatu yang lazim dilakukan oleh pengemudi. Padahal, kebiasaan buruk ini berbahaya dan berakibat fatal, baik bagi pengendara maupun pengguna jalan yang lain.

Baca juga: Belajar dari Kecelakaan Truk Fuso di Simalungun, Pengemudi Wajib Waspada

Tidak sedikit kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi akibat pengemudi memaksakan diri untuk menerobos lampu merah karena menganggap area sekitarnya masih aman untuk dilintasi.

Seperti contoh yang diunggah oleh akun TikTok Gading Serpong Update, Rabu (24/1/2024). Dalam rekaman itu terlihat pengemudi motor yang menerobos lampu merah hingga ditabrak oleh mobil Wuling yang melaju secara bersamaan dari arah berlawanan.

Pada narasi unggahan tersebut tertulis bahwa kejadian ini terjadi di Perempatan Symphonia - Pasadena Gading Serpong, Tangerang.

Lampu merah merupakan sistem lalu lintas yang dirancang untuk mengatur arus kendaraan dan pejalan kaki. Kalau melanggar dapat memiliki konsekuensi serius seperti kecelakaan, cedera, atau bahkan kematian.

@gadingserpongupdate Sore hari ini, Rabu 24 Januari 2024 telah terjadi kecelakaan antara mobil dan motor di perempatan Symphonia-Pasadena. Yuk tertib berlalu lintas! Video oleh @rezty.jpg #gadingserpongupdate #gadingserpong ? original sound - Gading Serpong Update

Budiyanto, pemerhati masalah transportasi dan hukum mengatakan, ada dua alasan yang menjadi latar belakang seseorang menerobos lampu merah, yaitu kesempatan di mana jalan sepi dan karena arogan atau dorongan adrenalin.

“Apapun alasannya menerobos lampu merah tidak dibenarkan karena berpotensi kecelakaan lalu lintas,” ucap Budiyanto beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Jusri Pulubuhu Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving and Consulting (JDDC) mengatakan, pengendara yang menerobos lampu lalu lintas di persimpangan, sangat mengabaikan keselamatan diri sendiri dan orang lain.

“Itu sudah pelanggaran lalu lintas. Rugi satu hingga dua menit berhenti di lampu merah apa salahnya, demi keselamatan bersama. Perlu di garis bawahi, lampu merah diciptakan untuk mengatur arus kendaraan agar tidak saling tabrakan,” ucap Jusri belum lama ini.

Para pengendara sepeda motor dan pengemudi angkot yang melewati marka jalan batas garis putih di lampu lalu lintas di Persimpangan Emporium, Jalan Pluit III Raya, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (14/11/2023)KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI Para pengendara sepeda motor dan pengemudi angkot yang melewati marka jalan batas garis putih di lampu lalu lintas di Persimpangan Emporium, Jalan Pluit III Raya, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (14/11/2023)

Perlu diingat, pengguna jalan harus mematuhi aturan yang berkaitan dengan alat pemberi isyarat lalu lintas atau Apil, diatur pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 mengenai Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Apil memiliki fungsi sebagai pengatur lalu lintas dan kendaraan di persimpangan atau ruas jalan tertentu. Ini menggunakan perangkat elektronik termasuk isyarat lampu yang dapat dilengkapi bunyi.

Baca juga: Belajar dari Kecelakaan Truk Fuso di Simalungun, Pengemudi Wajib Waspada

Pada pasal 106 ayat 4 huruf c berbunyi:

“Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib mematuhi ketentuan alat pemberian isyarat lalu lintas (Apil) Kemudian, untuk pidana atau sanksi diatur pada pasal 287 ayat 2, yang berbunyi : Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang melanggar aturan perintah atau larangan yang dinyatakan dengan alat pemberi isyarat lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam pasal 106 ayat 4 huruf c dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah)”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau