Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Mobil Indonesia Stagnan, Toyota Minta Pemerintah Contek Thailand

Kompas.com - 23/01/2024, 19:24 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjualan kendaraan bermotor roda empat atau lebih di Indonesia mengalami stagnasi dalam sepuluh tahun belakangan dengan level satu juta unit per tahun.

Padahal, produk yang diperkenalkan semakin banyak. Contoh saja hanya dua tahun sedikitnya ada sepuluh merek baru seperti Wuling, Hyundai, DFSK, Morris Garage (GM), Great Wall Motors, sampai terbaru BYD.

Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menyebut, salah satu yang melandasi kondisi itu karena adanya pajak tinggi sehingga belum semua masyarakat bisa mendapatkan mobil.

Baca juga: Modifikasi Lampu Bisa Bikin Performa Mesin Mobil Terganggu?

Menurutnya, kalau mau menaikkan pasar otomotif, pemerintah bisa contoh Thailand. Di Negeri Gajah Putih itu, pengenaan pajaknya lebih sederhana dan kecil.

"Pajak kita lebih besar, ada pajak pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lain sebagainya. Minimal pajaknya kurangi jadi setengah pasar pasti naik," kata Bob di Karawang, Jawa Barat, Senin (22/1/2024).

Bob mencontohkan, saat pemberlakuan diskon PPnBM selama pandemi 2019 lalu penjualan mobil langsung meroket. Pada kondisi yang sama, penerimaan negara tidak berkurang karena pajak ikut masuk ke kas.

"Namun diskon pajak mobil di Indonesia secara politis tidak populer karena dianggap mensubsidi orang kaya," kata dia.

Baca juga: Toyota Sebut Ekspor Mobil ke Meksiko Masih Terhambat

Langkah lainnya ialah memberikan insentif pada produsen supaya bisa lebih jauh mengembangkan dan memperkenalkan teknologi terbaru ke pasar.

Sampai saat ini, menurut Bob, insentif hanya diberikan ke konsumen lewat sejumlah instrumen fiskal tetapi belum ada insentif langsung kepada para produsen atau manufaktur.

"Kenapa butuh insentif? Untuk jembatan antara teknologi dan pasar. Terkadang kita inginnya teknologi tinggi, terbaru, tetapi pasar tidak menyerap," kata dia.

"Nah, di situ kita butuh insentif. Kalau menunggu pasar, takut keduluan dari yang lain," tambah Bob.

"Namun sebenarnya kita sudah memberikan masukkan kepada pemerintah untuk mengembangkan pasar karena sudah 10 tahun satu juta unit terus," tutupnya.

Baca juga: Dua Lubang Knalpot Bus Buatan Karoseri Laksana Hanya Variasi

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan mobil di Tanah Air sepanjang Januari-Desember 2023 mencapai 1.005.802 unit. Jumlah ini turun 4 persen dari satu tahun sebelumnya.

Dalam 10 tahun belakangan, penjualan mobil terendah terjadi pada tahun 2020 ketika adanya pandemi Covid-19. Kala itu, produksi mobil hanya sebanyak 650.150 unit dan penjualan sebanyak 532.027 unit, terendah sejak tahun 2013.

Adapun 2013 tercatat sebagai tahun penjualan mobil tertinggi dalam satu dekade terakhir dengan torehan sebanyak 1.229.811 unit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
pendapat salesman ya gitu.... itu pajak kendaraan kurang gede, byk kendaraan bikin macet ruwet... pajak gede pendapatan pemerintah gede itu baru bener.😮


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kronologi 6 Guru dan Nakes Tewas Diserang OPM di Yahukimo Papua
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau