Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Kecelakaan, Jangan Tergiur Bus Pariwisata Harga Murah

Kompas.com - 23/01/2024, 18:01 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus kecelakaan bus pariwisata akhir-akhir ini menjadi kabar yang mewarnai lalu lintas Indonesia. Tidak hanya merugikan dari segi materil, bahkan kasus kecelakaan bus pariwisata juga turut menelan nyawa korban. 

Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani mengatakan, untuk mencegah kasus ini kembali terjadi seharusnya masyarakat harus lebih jeli sebelum memilih layanan bus pariwisata dan jangan cepat tergiur dengan harga yang murah. 

"Masyarakat saat menyewa bus untuk berwisata khususnya perjalanan darat ke luar kota, harus memastikan pengemudi bus tersebut dua orang tidak hanya satu pengemudi.
Sampai hari ini masih banyak bus pariwisata yang tidak peduli terhadap hal ini, karena harga sewa yang miring terutama bus yang tidak memiliki izin resmi," kata pria yang akrab disapa Sani tersebut kepada Kompas.com, Selasa (23/1/2024).

Baca juga: Modifikasi Lampu Bisa Bikin Performa Mesin Mobil Terganggu?

Sani menyarankan, sebelum memilih layanan bus pariwisata sebaiknya memilih perusahaan otobus (PO) yang tepat dan terdaftar pada perizinan online di Kementerian Perhubungan.

Bus yang mengangkut rombongan siswa dan guru dari SMAN 1 Sidoarjo mengalami kecelakaan di Tol Ngawi-Solo, Desa Ngale, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Kamis (18/1/2024).Antara Bus yang mengangkut rombongan siswa dan guru dari SMAN 1 Sidoarjo mengalami kecelakaan di Tol Ngawi-Solo, Desa Ngale, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Kamis (18/1/2024).

Baca juga: Marquez Bertekad Kalahkan Bagnaia dan Martin di MotoGP 2024

Selain itu, pastikan pula agar dan jumlah pengemudi harus dua orang untuk perjalanan jauh agar pengemudi bisa bergantian saat sudah mulai lelah. Sebab, pengemudi yang kelelahan juga salah satu faktor kecelaakaan bus pariwisata.

"Sebab, kalau hanya melihat dari harga yang ditawarkan sangat kompetitif seharusnya curiga ada hal yang dikurangi bukan malah bahagia," kata Sani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau