JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki musim hujan, perawatan menggunakan antikarat bisa menjadi langkah persiapan tepat, supaya kondisi mobil selalu prima.
Sesuai namanya, antikarat diklaim mampu melindungi semua komponen logam dari bahaya oksidasi dan korosi, khususnya di area kaki-kaki dan kolong mobil.
Layanan servis antikarat juga cukup mudah dijumpai, dan masing-masing bengkel biasanya menawarkan formulasi khusus.
Cairan antikarat sebenarnya ada banyak jenisnya, namun yang paling umum dijumpai di Indonesia adalah Rubber Solvent Based (berbahan dasar karet) dan Asphalt Solvent Based (berbahan dasar aspal).
Baca juga: Kontes Modifikasi Audio Mobil Ini Sukses Digelar di Jakarta
Bagi konsumen awam yang hendak memasang antikarat, sebaiknya memilih opsi pelapis jenis apa, dan apa saja keunggulan dan kekurangannya?
Raymundus Arief, Chief Strategy Officer SCUTO Indonesia menjelaskan, masing-masing jenis pelapis memikliki plus dan minus. Contohnya seperti yang berbahan dasar aspal, adalah jenis yang paling tebal.
“Asphalt solvent itu bisa dibilang pelapis anti karat pertama, dia juga yang pertama kali keluar. Kalau yang rubber solvent itu terbilang baru, tapi lebih modern,” ucapnya kepada Kompas.com, Sabtu (16/12/2023).
Dia menambahkan, pelapis jenis aspal punya keunggulan dari segi ketebalan dan kekuatan. Karena komposisinya kasar, anti karat jenis ini diklaim cukup heavy duty.
Baca juga: PO Rosalia Indah Punya SOP Batas Kecepatan Maksimal Bus
Namun satu kekurangannya, pelapis jenis aspal ternyata tidak terlalu kuat menghadapi perubahan suhu. Lapisannya bisa pecah jika kedinginan, dan meleleh jika kepanasan.
“Ini memang kekurangannya yang jenis aspal, kalau temperaturnya lagi normal, dia fine saja. Tapi kalau berubah ya, misalnya kepanasan, dia bisa cepat leleh,” ucap Ray.
Karena adanya kendala ini, muncullah pelapis jenis baru berbahan dasar karet, alias rubber solvent based. Pelapis ini diklaim jauh lebih liat, fleksibel, dan kuat menghadapi perubahan temperatur.
“Secara pelapisan, yang bahannya karet memang jauh lebih bagus. Karena ketika disemprot, dia lebih merata. Kalau kedinginan jadi keras, kalau kepanasan jadi lentur, tapi enggak akan rusak,” ucapnya.
Baca juga: Ducati Rilis Replika Motor Juara Dunia MotoGP, WorldSBK, dan WorldSSP
Terkait pelapis bahan apa yang lebih baik untuk dipilih, Ray mengatakan jika hal ini kembali lagi ke preferensi konsumen, dan harus disesuaikan dengan model penggunaan harian.
Namun jika konsumen menginginkan opsi paling fleksibel dan tidak repot, Ray menganjurkan supaya memakan jenis rubber based solvent. Pelapis ini dinilai jauh lebih baik dan unggul, serta minim perawatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.