TANGERANG, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, sempat mengutarakan ajakan sekaligus tantangan bagi para produsen motor listrik, untuk melakukan standardisasi baterai.
Agus menyampaikan hal tersebut pada pembukaan Indonesia Motocycle Show (IMOS+), yang diselenggarakan di ICE BSD Tangerang tanggal 25-29 Oktober 2023.
Ajakan tersebut ditujukan untuk mempermudah penggunaan motor listrik bagi masyarakat, sekaligus mempercepat penyelenggaraan proses elektrifikasi nasional.
“Masyarakat sebagai konsumen tentunya akan semakin nyaman menggunakan kendaraan listrik, apabila standardisasi baterai diterapkan,” ucapnya, Rabu (25/10/2023).
Baca juga: Menperin Tantang Produsen Motor Listrik Lakukan Standardisasi Baterai
Dia menambahkan, standardisasi yang dimaksud akan berfokus pada konstruksi baterai, dari segi perakitan komponen sampai jenis sel yang digunakan.
Dengan adanya keseragaman ini, industri otomotif tanah air, khususnya di ranah kendaraan roda dua listrik, diyakini bisa lebih berkembang, dan akan banyak menyerap tenaga lokal.
“Oleh karenanya perihal standardisasi baterai ini, saya memberikan challange (tantangan) pula bagi para produsen kendaraan listrik roda dua,” ucapnya.
Menanggapi pernyataan Menperin itu, mayoritas produsen motor listrik mengaku keberatan. Pasalnya, standardisasi baterai dirasa terlalu dipaksakan, tidak efisien, dan menghalangi kreatifitas pabrikan.
Baca juga: Spesifikasi Motor Listrik Konversi Musashi, Honda BeAT Rasa 250 cc
Garry Taifan, COO PT Garda Energi Nasional Indonesia selaku produsen motor listrik Savart menjelaskan, realisasi penyetaraan baterai untuk semua produsen terbilang menyulitkan.
Menurutnya, setiap motor listrik didesain dengan keunikan yang berbeda-beda, dan sisi unik tersebut juga bervariasi, tergantung pabrikan yang memproduksi
“Ini (standardisasi baterai) sangat susah. Setiap motor kan didesain dengan tenaga dan output daya yang berbeda-beda, tergantung keperluan. Enggak bisa kalau pukul rata, semua sama,” ucapnya kepada Kompas.com, Sabtu (28/10/2023).
Garry juga menyinggung soal tantangan adaptasi yang harus dilakukan produsen, yang dalam hal ini, ada potensi jika hanya beberapa pihak saja yang diunggulkan, sedangkan sisanya terpaksa mengalah.
Baca juga: Jelang Akhir Tahun, Pasar Otomotif di ASEAN Melambat
“Misalnya menurut kami (Savart), desain baterai kami sudah yang paling reliable, tapi belum tentu baterai ini cocok kalau dipakai produsen lain,” kata dia.
Keluhan senada juga disampaikan oleh Edwin Dhamaputra, Lead Designer and Research Head Dhelvic, merek motor listrik lokal asal Surabaya, Jawa Timur.
Dia menjelaskan, masing-masing produsen pasti sudah memiliki cetak biru desain motor listrik, dan semua komponennya sangat spesifik dan sudah disesuaikan.