TOKYO, KOMPAS.com – Suzuki merupakan salah satu merek mobil asal Jepang yang terasosiasi dengan kata murah dan irit. Tentu saja Suzuki juga dikenal dengan cap mobil niaga yang kental di Indonesia, karena menjadi bagian keseharian masyarakat sebagai angkutan kota (angkot) di berbagai penjuru daerah.
Sebagai merek global, Suzuki memang memposisikan diri produsen yang punya kemampuan memproduksi mobil yang efisien. Sejatinya, Suzuki sudah sejak lama melakukan inovasi teknologi ini.
Suzuki Motor Corporation secara konsisten telah melahirkan mobil yang rendah emisi alias irit sejak puluhan tahun yang lalu.
Identitas itu melekat pertama kali pada produk Suzuki Suzulight, mobil pertama yang melakukan inovasi mesin yang irit pada 1955. Tahun tersebut menjadi pertama kalinya kelahiran mobil ringan yang memberikan emisi rendah dan tentunya ramah lingkungan.
Kemudian Suzuki Alto pada 1979, bisa dibilang mobil inilah yang telah menjadi ikon Suzuki di dunia. Mobil ukuran mini pertama inilah yang membuat Suzuki dikenal sebagai pabrikan yang ahli menciptakan mobil kompak dan efisien.
Baca juga: Jajal Interior Mobil Listrik Suzuki eVX di JMS 2023
Inovasi Suzuki berlanjut pada 1994, di mana ketika itu mesin K-Series diperkenalkan ke hadapan publik. Mesin dengan kapasitas 658 cc sampai 1.462 cc ini berbasis dari alumunium yang ringan dan presisi.
Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi termal dan mengurangi emisi. Hingga saat ini, mesin K-series masih digunakan dan telah mengalami beberapa kali pengembangan agar lebih sempurna dalam mereduksi emisi gas buang.
Kemudian pada 2003, diluncurkalah Suzuki Twin yang dikenal sebagai Kei-car hybrid pertama di Jepang. Suzuki Twin diklaim mampu mencapai efisiensi hingga 2,93 liter per 100 km atau setara 34 km per liter.
Angka ini bahkan masih terbilang sangat irit pada 2023, atau 20 tahun setelah kei car mungil itu meluncur.
Suzuki Twin dirancang sebagai mobil yang mudah dan praktis dikendarai. Tak heran kendaraan ini jadi pilihan bermobilitas di Jepang.
"Sejarah Suzuki di hybrid panjang, sejak 2003, jadi kalau bicara pengalaman, kita sangat berpengalaman, dan ini salah satu langkah awal dari elektrifikasi," ucap Dony Ismi Himawan Saputra, Sales and Marketing 4W Deputy Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales di Hamamatsu kepada Kompas.com, Kamis (26/10/2023).
Baca juga: Jumpa Motor Listrik Suzuki e-Burgman di JMS 2023
Inovasi Suzuki dalam pengembangan mobil rendah emisi berlanjut pada teknologi Suzuki ENE-Charge, yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar mobil perkotaan.
Sistem ini memungkinkan pengemudi mendapatkan akselerasi bantuan, pengereman regeneratif, dan fitur engine auto-stop, yang diterapkan pertama kali pada Wagon-R generasi ke-5.
Lantas, Suzuki merilis Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS) pada 2014. Teknologi ini memungkinkan sistem hybrid ringan diterapkan pada mobil-mobil dengan harga yang terjangkau.
Sistem SHVS ini mulai diterapkan pada kendaraan penumpang yang dijual di Jepang. Di mana mesin konvensional dipadukan dengan Generator Starter Terintegrasi (ISG) dan baterai lithium-ion untuk mengoptimalkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi gas buang.
Teknologi ini terus diperbarui dan digunakan sampai saat ini tanpa masalah berarti. Di Indonesia, mobil pertama yang mengusung SHVS adalah Ertiga, lalu diikuti Grand Vitara dan XL7.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.