Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengaku Habis Mengonsumsi Parasetamol, Pengemudi Tabrak Pelajar

Kompas.com - 23/09/2023, 13:42 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, terjadi kecelakaan mobil menabrak pejalan kaki hingga tewas. Setelah diusut, pengemudi mengaku sebelumnya habis mengonsumsi obat yang mengandung parasetamol

Saat menyetir atau mengendarai kendaraan bermotor, seseorang diharuskan dalam keadaan sadar dan penuh konsentrasi. Tidak disarankan menyetir dalam kondisi sakit, apalagi setelah mengonsumsi obat.

Baca juga: Tidak Ada Obat buat Cegah Ngantuk Saat Mengemudi

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, mengatakan, banyak yang belum paham bahwa mengemudi itu hrs fokus seratus persen. Fisik dan psikis yang prima membuat pengemudi mampu membaca, memutuskan, bereaksi dengan benar setiap detik kondisi lalu lintas.

Kondisi mobil Toyota Innova yang menabrak dua korban sampai menaiki trotoar Taman Indonesia Kaya Semarang, Kamis (21/9/2023).KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah Kondisi mobil Toyota Innova yang menabrak dua korban sampai menaiki trotoar Taman Indonesia Kaya Semarang, Kamis (21/9/2023).

"Di bawah pengaruh obat-obatan membuat pengemudi setengah terhipnotis, karena parasetamol yang bentuknya kecil adalah salah satu obat penenang, efek dalam jangka pendek membuat mengantuk atau tidur," ujar Sony, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Sony menambahkan, yang namanya sakit dan harus minum obat, tidak boleh mengemudi. Sebaiknya, tidur dulu sampai pulih. Sadari itu untuk keselamatan bersama.

Baca juga: Ingat Pentingnya Membawa Obat Saat Perjalanan Jarak Jauh

dr. M. Wicaksono Sulistomo SpOk, anggota Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi (Perdoki), mengatakan, setiap obat yang dikonsumsi memiliki efek samping. Obat yang masuk ke dalam tubuh akan dicerna dan didistribusi melalui pembuluh darah.

Ilustrasi berkendara saat ngantuk dan lelahhuffingtonpost.com Ilustrasi berkendara saat ngantuk dan lelah

"Ketika didistribusi ke dalam darah, zat ini tidak bisa pilih-pilih maunya ke mana saja. Misalnya, obat yang saya minum, itu untuk menghilangkan sakit-sakit di otot. Tapi, karena disebar melalui pembuluh darah, zat dalam obat itu tidak bisa cuma ke otot yang lagi sakit saja," ujar dokter yang akrab disapa Soni, kepada Kompas.com, belum lama ini.

"Zatnya pasti ke otot yang lain juga, atau bahkan ke organ lain juga, misalnya ke ginjal, ke liver. Nah, yang ke ginjal dan liver itulah yang dinamakan efek samping," kata Soni.

Namun, menurut Soni, parasetamol justru jarang dianggap menyebabkan kantuk. Obat yang mengandung Chlorpheniramine maleat (CTM) justru paling umum dan paling sering. Biasanya, zat ini ada di obat flu, alergi, dan batuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau