JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya kasus peredaran oli palsu di pasaran, membuat produsen memutar otak dan mengambil beberapa siasat.
Tujuannya agar konsumen tidak mudah tertipu dengan produk palsu, dan bisa membedakan mana oli yang asli dan palsu.
Langkah yang diambil cukup variatif, mulai penggunaan kode QR, motif khusus, atau pola wadah kemasan dibuat berbeda. Semuanya dibuat untuk membantu konsumen.
Ekza Novtiano, Brand and Product Manager Castrol Indonesia menjelaskan, pihaknya baru saja melakukan package rebranding, serta membuat desain baru pada kemasan dan stiker produk.
Baca juga: Soal Aturan Uji Emisi, Komunitas Motuba Minta Pemerintah Konsisten
Produk oli asli miliknya diklaim mempunya motif timbul pada kemasan, dengan stiker gradasi mencolok pada stiker. Keduanya diklaim sangat sulit ditiru.
“Berkenaan dengan rebranding ini, kami juga memperkenalkan fitur yang kami yakin bisa menjadi anti-counterfeit, jadi memang tidak akan bisa dipalsukan,” ucapnya kepada Kompas.com, pekan lalu.
Sementara Sri Adinegara, Market Development Director PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI) menjelaskan, pihaknya menyematkan fitur nomor ID khusus dan kode QR di semua produknya.
Baca juga: Aismoli Harap Situs Sisapira Bisa Diakses Akhir September
Konsumen yang hendak membeli bisa lebih dahulu scan barcode kemasan, dan akan diarahkan ke laman khusus, serta mendapatkan kode identifikasi.
Oli asli akan memiliki kode identifikasi yang sesuai antara laman kode QR dan wadah kemasan. Jika tidak sesuai, bisa dipastikan oli tersebut palsu.
“Jadi setiap batch yang beda, QR code yang ditempel beda juga. Konsumen bisa coba memastikan sendiri,” ujarnya.
Walaupun produsen sudah menyematkan beberapa fitur dimaksud, namun konsumen tetap diimbau untuk selalu berhati-hati dan tidak sembrono saat membeli oli.
Baca juga: Satgas Polusi Udara Akan Pakai Kendaraan Listrik
Yomie Harlin, Wakil Ketua Umum Aspelindo menjelaskan, satu penyebab akan peliknya situasi ini adalah karena konsumen yang tidak disiplin saat membeli produk pelumas kendaraan.
Sikap tidak disiplin yang dimaksud adalah, konsumen cenderung lebih meminati produk pelumas yang dijual secara online melalui perantara media sosial.
“Kalau mereka (konsumen) masih sering beli secara online, tapi bukan di online shop resmi produsen, melainkan di FJB (forum jual beli) medsos,” ujarnya
Baiknya, konsumen dianjurkan untuk selalu membeli oli di bengkel resmi, atau lapak online shop resmi milik produsen, supaya tidak tertipu membeli oli palsu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.