Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Ekosistem Truk Tambang Listrik

Kompas.com - 14/09/2023, 08:42 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren kendaraan listrik makin menanjak dengan merambah ke berbagai jenis kendaraan, termasuk kendaraan tambang.

Situasi ini sejalan dengan sejumlah merek atau produsen truk tambang yang merancang produk berbasis listrik.

Bahkan, sejumlah truk listrik untuk kegiatan pertambangan kini tengah dipromosikan oleh sejumlah produsen kendaraan berat di beberapa negara.

Baca juga: Baru 100 Unit, ESDM Jelaskan Kendala Program Konversi Motor Listrik

Mohammad Rosyid Setiadi, General Manager PT Motor Sights Internasional mengatakan, ada sejumlah tantangan untuk mengembangkan ekositem truk listrik di Indonesia. Misalnya seperti harga pasaran truk tambang listrik yang masih belum menarik bagi pasar.

Sebab, kendati produsen sudah bisa membuat truk tambang listrik, namun harga masih belum bersahabat untuk pasar.

Booth Motor Sight KOMPAS.com/ JANLIKA PUTRI Booth Motor Sight

" Trennya sekarang memang ke arah sana. Pabrik kita sudah mampu membuat truk tambang listrik. Hanya saja untuk di datangkan ke Indonesia saat ini masih harus impor. Bila ingin menekan harga jual perlu dilakukan perakitan dalam negeri. Makanya kita punya rencana CKD (Completely Knocked Down) dan punya pabrik perakitan di sini yang komprehensif,” kata Rosyid di IEE Series 2023, Rabu (13/9/2023).

Baca juga: Mesin Motor Mati Total Masih Bisa Dikonversi Jadi Listrik, Ini Syaratnya

Ketersediaan infrastruktur seperti stasiun pengisian daya juga menjadi menjadi tantangan untuk mengembangkan tren truk listrik di Indonesia. Lalu, ketahanan dari baterai yang digunakan juga masih jadi pertimbangan. 

“Medan tambang punya kontur jalan yang berat. Maka ada kekhawatiran bila baterai menghantam jalan rusak akan menganggu masa pakai. Hingga saat ini baterai masih jadi komponen utama yang membuat kendaraan listrik jadi mahal, termasuk truk listrik,” kata Rosyid. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com