Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Ada Aturan Konversi Motor Listrik Baru, Bisa Bebas Biaya

Kompas.com - 14/09/2023, 09:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI (ESDM) berencana memperluas cakupan program bantuan pemerintah atau subsidi konversi sepeda motor berbahan bakar minyak ke listrik senilai Rp 7 juta dalam waktu dekat.

Langkah tersebut sebagai upaya merangsang minat masyarakat untuk melakukan konversi, sehingga dapat berkontribusi terhadap perbaikan polusi udara dari kendaraan bermotor dengan biaya lebih terjangkau.

"Iya, kita berencana nanti konversi pakai metode baterai swap. Ini menambah ya, bukannya menghilangkan (konversi) yang baterai tanam," ucap Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Ketenagalistrikan Sripeni Inten Cahyani usai Rapat Anggota Aismoli & Focus Discussion di Jakarta, Rabu (13/9/2023).

Baca juga: Baru 100 Unit, ESDM Jelaskan Kendala Program Konversi Motor Listrik

Konversi motor listrik garapan PetrikbikeDok. Petrikbike Konversi motor listrik garapan Petrikbike

"Supaya lebih luas. Jadi nanti kurir, gojek, atau pengendara yang heavy user dengan jarak tempuh 100 Km tiap harinya bisa ikut beralih," lanjut dia.

Kini, skema konversi sepeda motor listrik dengan metode swap baterai masih dalam tahap penyempurnaan di dapur Kementerian ESDM. Tapi dapat dipastikan, aturan tersebut bakal terbit tahun ini.

Mengingat, hingga Agustus 2023 realisasi program konversi motor listrik baru mencapai 100 unit. Padahal targetnya sampai akhir tahun ini harus menyentuh angka 50.000 unit.

"Sudah diproses (skema-nya). Mudah-mudahan tinggal menerbitkan perubahan dari aturan Menteri ESDM saja. Mudah-mudahan bulan ini (terbit) karena kita ngejar tahun 2023 sampai 50.000 unit," kata Inten.

Baca juga: Motor Listrik Honda Masih Proses Menuju TKDN 40 Persen

Acara gelar konversi motor listrik perdana oleh Kementerian ESDMKompas.com/Daafa Alhaqqy Acara gelar konversi motor listrik perdana oleh Kementerian ESDM

"Kalau pakai baterai tanam sekarang paling murah Rp 15 juta. Kalau dikurangi subsidi Rp 7 juta sisa sekitar Rp 8 jutaan. Nanti (biaya konversi) bisa nol (lewat skema baterai sewa)," ujarnya.

"Ceritanya gini, bawa motor lama ke BRT. Nanti dapat bantuan pemerintah Rp 7 juta. Lalu, Rp 7,5 juta (harga baterai) kan sudah tidak dibebankan lagi karena sewa. Jadi benar-benar tidak ngeluarkan uang, tinggal sewa saja (baterainya melalui skema swap baterai)," ucap Inten, menjelaskan.

Maka, dengan hitungan kasar tersebut Inten yakin bahwa kehadiran konversi motor listrik dengan skema baterai sewa atau swap baterai, akan meningkatkan minat masyarakat atas program elektrifikasi dari ESDM ini.

Sebelumnya, Inten menyampaikan bahwa per-Agustus 2023 sudah ada 5.659 masyarakat yang berminat dan mengajukan diri untuk menikmati program subsidi konversi motor listrik senilai Rp 7 juta.

Baca juga: Sudah Ada 8 Bengkel Konversi Motor Listrik Bersertifikat

Jumlah tersebut merupakan akumulasi yang didapat dari berbagai wilayah Indonesia, yang mayoritas berada di Jawa, mencangkup 38,5 persen di Jawa Barat, 24,7 persen untuk DKI Jakata, 16,7 persen pada Jawa Timur, serta 7 persen di Jawa Tengah.

"Tetapi yang terealisasi baru 100 unit. Ini karena banyak hal salah satunya keterbatasan spare part seperti baterai," katanya.

Adapun wilayah lainnya yang meminati program konversi, datang dari Banten sebanyak 372 unit (9,6 persen), Bali dengan 90 unit (2,3 persen), dan Daerah Istimewa Yogyakarta 41 unit (1,1 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com