JAKARTA, KOMPAS.com – Yadea E8S Pro jadi salah satu dari tiga pilihan motor listrik yang diluncurkan Yadea pada awal 2023. Salah satu yang mencolok dari E8S Pro adalah desainnya yang futuristis.
Secara umum, motor tampak minimalis dengan bentuk mengotak dari atas sampai bawah, dari depan ke belakang. Kemudian terdapat layar instrumen yang cukup terang saat siang hari. Terdapat penunjuk daya baterai, odometer, indikator gigi, sampai indikator gas serta rem.
Sementara itu, dek tengah cukup luas. Bahkan kita bisa menaruh galon dengan sempurna di bagian tengah. Kemudian bagian bagasi juga cukup mengejutkan, karena bisa menampung helm half face dan full face ukuran tertentu.
Baca juga: Ada Uji Emisi, Pengamat Sarankan Masyarakat Jangan Beli Motuba
Panjangnya terasa kurang buat boncengan, karena terdapat sandaran jok yang menyatu dengan behel belakang. Tapi, desain E8S Pro tidak hanya terasa modern tapi juga fungsional buat penggunaan sehari-hari.
Dari sisi performa, Yadea E8S Pro mengusung motor listrik hub drive 2.000 W yang didukung baterai Graphene 72V38Ah atau sekitar 2,7 kWh.
Menariknya, motor listrik ini memiliki fitur rem regeneratif atau yang disebut Yadea sebagai TTFAR Technology Kinetic Power Recycle System.
Baca juga: Dikritik Hotman Paris, Ketahui Aturan Penggunaan Bahu Jalan Tol
Tapi sayang fitur ini tidak memiliki pengaturan, sehingga pengendara bakal selalu merasakan efek engine brake saat deselerasi atau menutup gas.
Selain itu, terdapat juga mode berkendara 1 dan 2 yang bisa diganti sesuai selera. Dari impresi kami, mode 1 rasanya lebih cocok dipakai ketika macet-macetan. Sementara mode 2 asyik buat cruising santai atau ngebut, karena rasio giginya terasa lebih berat dari mode 1.
Satu kekurangan pada motor ini adalah indikator baterai yang kurang akurat. Sebab ketika motor melakukan deselerasi, fitur rem regeneratif bakal aktif, dan seketika indikator baterai bisa penuh kembali.
Baca juga: Pertamina Berencana Hapus Pertalite, Ganti Subsidi Pertamax
Buat pengendara dengan tinggi 161 Cm dan bobot 61 Kg, motor listrik ini rupanya tidak terlalu mungil. Bisa dibilang cukup setara dengan skutik 110 cc sampai 125 cc dari merek Jepang.
Posisi berkendara terbilang santai dengan setang tinggi, membuat tangan bisa lurus ke depan. Sementara kaki bisa menapak sempurna, lantaran tinggi jok yang cukup rendah walaupun joknya lebar.
Meskipun posisinya santai, tapi buat perjalanan jauh ternyata tidak begitu nyaman. Apalagi dek tengah letaknya agak tinggi karena menjadi tempat baterai.
Baca juga: Hotman Paris Komentari Pelanggaran di Bahu Jalan Tol, Mobil Pelat Dinas Bebas Melintas
Kondisi ini membuat posisi kaki seperti jongkok. Bagi sebagian orang, posisi ini justru lebih pegal ketimbang posisi lainnya.
Ditambah lagi dengan setang yang ringan dan terasa bergetar saat melewati jalan bergelombang atau rusak. Secara keseluruhan, posisi berkendara masih menyerupai sepeda listrik ketimbang motor konvensional.
Namun kekurangan itu terbayar dengan respons putaran akselerator yang halus, nyaris mendekati motor listrik mahal.
Baca juga: Daftar Harga Motor Listrik yang Dapat Subsidi Rp 7 Juta
Tenaganya pun terasa cukup untuk menghela bobot motor dan pengendara. Tapi memang tidak bisa berharap banyak, karena kecepatan maksimalnya dibatasi sampai 60 Kpj.
Pada mode berkendara 1, tenaga motor listrik terasa mengentak. Sedangkan pada mode 2, terasa lebih halus. Kami menduga hal itu disebabkan karena pengaturan ECU yang membuat rasio mode 2 lebih berat ketimbang mode 1.
Sementara itu, dengan spek baterai 72V38Ah atau sekitar 2,7 kWh, motor listrik ini diklaim bisa mencapai 150 Km. Sebagai catatan, klaim tersebut kabarnya bisa dicapai dengan kecepatan motor sekitar 25 Kpj sampai 30 Kpj.
Baca juga: Jelang Penindakan Tilang, 35.401 Unit Mobil dan Motor Sudah Uji Emisi
Berdasarkan pengalaman redaksi Kompas.com, ketika menjajal Yadea E8S Pro dalam rute Jakarta-Bogor sejauh 64 km, baterai tinggal tersisa 2 bar.
Itu pun sudah berkali-kali bertambah sampai 4 bar atau 3 bar berkat bantuan rem regeneratif. Tapi seketika indikator baterai turun lagi saat motor dipacu.
Selain itu, saat baterainya hampir habis rupanya performa motor juga mengalami penurunan, tidak sekencang saat baterai terisi penuh.
Baca juga: Kata Pedagang Motor Bekas Soal Polemik Rangka eSAF Honda
Adapun untuk biaya mengecas baterainya sampai penuh butuh ongkos Rp 3.950, khususnya buat rumah dengan daya listrik 900-2.200 VA.
Artinya dengan biaya tidak sampai Rp 5.000, motor bisa dibawa melaju lebih dari 50 Km. Sedangkan untuk waktu pengecasan dengan daya listrik rumah 2.200 VA, Yadea E8S Pro butuh waktu kurang lebih 6 jam sampai baterai full.
Soal biaya kepemilikan, Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Yadea E8S Pro setiap tahunnya kabarnya sekitar Rp 116.000 untuk wilayah DKI Jakarta.
Baca juga: Hotman Paris Minta Oknum Polisi dan Tentara yang Lewat Bahu Jalan Tol Ditilang
Kemudian, E8S Pro juga minim perawatan karena tidak seperti motor konvensional, motor listrik tidak memerlukan servis berkala.
Meski begitu, Yadea menyediakan spare part slow moving bagi E8S Pro. Penggantian komponen slow moving part tidak berdasarkan waktu atau jarak, tapi hanya ketika sudah rusak, salah satunya baterai.
“Harga baterainya kalau di tipe motor listrik Rp 980.000 per satu item baterai. Kan totalnya ada 6 baterai. Jadi 980.000 x 6, kurang lebih Rp 5,8 juta,” ujar Samadin, Kepala Cabang Yadea Pasar Minggu, kepada Kompas.com belum lama ini.
Baca juga: Pasar Mobil Tua Bisa Terdampak Peraturan Uji Emisi di Jakarta
“Kelebihannya baterai jenis ini (graphene) bukan gelondongan seperti motor listrik lain yang menggunakan lithium. Kalau ada kerusakan, bisa dipilah, bisa dicek mana yang bermasalah baterainya,” kata dia.
Sementara buat kampas rem dan ban, Yadea belum merilis harga di diler resmi. Namun dari penuturan Samadin, untuk E8S Pro harga kampas rem cakram belakang Rp 70.000, adapun buat rem depan kurang lebih sama.
Artinya, pengeluaran wajib pemilik motor listrik ini praktis hanya biaya listrik dan pajak kendaraan bermotor, yakni sebesar Rp 1.557.750 per tahun.
Secara umum, Yadea E8S Pro jadi pilihan menarik buat motor listrik berharga Rp 20 jutaan. Motor listrik ini punya performa yang oke dan cukup fungsional buat sehari-hari, serta memiliki biaya kepemilikan yang jauh lebih murah dibandingkan motor konvensional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.