Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Menyepakati Pengembangan Ekosistem EV Bersama di ASEAN

Kompas.com - 21/08/2023, 10:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) telah menyepakati adanya pembentukan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) bersama.

Hal terkait seiring dengan tekad bersama untuk menjadikan ASEAN sebagai kawasan hijau dan rantai pasok global dalam industri kendaraan listrik. Maka untuk saat ini, diperlukan formulasi bersama soal ekosistem dimaksud.

Demikian dikatakan Bahlil dalam pertemuan ASEAN Economic Minister (AEM) Meeting -AIA (ASEAN Investment Area) Council di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (19/8/2023).

Baca juga: Darurat Polusi Udara dan Peran Kendaraan Elektrifikasi

Ilustrasi kendaraan listrik.(Dok. Shutterstock/Sopotnicki) Ilustrasi kendaraan listrik.

"Kami juga menyepakati pentingnya melakukan satu formulasi untuk pembangunan ekosistem energi baru terbarukan, kemudian menurunkan emisi, dan perlu melakukan penekanan terhadap ekosistem mobil listrik ini menjadi satu bagian terpenting," katanya dia dalam keterangan resmi, Minggu (20/8/2023).

"Indonesia mengembangkan sendiri, Malaysia sendiri, Vietnam, Thailand, dan hampir semua negara sedang mengembangkan ekosistem EV. Ini adalah bagian terpenting yang kita rumuskan," ujar Bahlil.

Dalam kesempatan tersebut ia pun mengatakan bahwa kini ASEAN menjadi tujuan utama investasi pengembangan EV. Pada tahun lalu lalu saja, jumlah kucuran dana ke kawasan Asia Tenggara meningkat tajam 570 persen menyentuh 18 miliar dollar AS atau setara Rp 275 triliun.

Selain itu, ia menyebut 10 produsen kendaraan listrik global teratas hadir di ASEAN. Begitu pula 9 dari 10 produsen baterai listrik yang aktif berinvestasi di Asia Tenggara.

Menteri Investasi sekaligus Deputi Direktur Jenderal Badan Investasi Asing Kementerian Perencanaan dan Investasi Vietnam Nguyen Anh Tuan setuju dengan ucapan Bahlil.

Baca juga: Menanti Mobil Hybrid Selanjutnya dari Toyota

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Bahlil Lahadalia (@bahlillahadalia)

Ia menilai ada potensi negara-negara ASEAN meningkatkan foreign direct investment (FDI) jika berkolaborasi dalam pengembangan EV.

Dirinya pun llantas meminta solidaritas dan kolaborasi efektif dalam mengembangkan sektor potensial ini. Harapannya, akan lahir kontribusi positif pembangunan berkelanjutan ASEAN.

"Saya percaya bahwa ASEAN mampu menjadi daerah yang mengembangkan ekosistem kendaraan listrik dan saya sepenuhnya setuju dengan Ketua ASEAN Investment Area (Bahlil) bahwa untuk menarik FDI dan juga untuk mengembangkan sektor potensial, seperti kendaraan listrik, kita tidak bisa melakukannya sendiri, kita perlu bekerja sama," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau