JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan bus karena rem blong kerap terjadi karena kebiasaan pengemudi yang salah saat lewati turunan panjang. Pengemudi cenderung memindahkan posisi gigi tinggi saat melewati rintangan tersebut.
Hasilnya, tidak ada tenaga yang menahan laju bus dan biasanya cuma fokus pada rem yang ada di kaki atau service brake. Akibatnya, rem jadi overheat dan blong, sehingga sekeras apapun rem diinjak, kendaraan tetap melaju.
Oleh karena itu, ada teknologi retarder sebagai alat bantu pengereman. Retarder ada yang hidrolik dan juga elektromagnetik, perannya adalah mengurangi kecepatan dari propeller shaft, sehingga laju kendaraan bisa diredam.
Baca juga: Cara Kerja Retarder Elektromagnetik pada Truk, Bisa Cegah Rem Blong
Zainal Muttaqin, Manager Production Division Hino Motors Sales Indonesia menjelaskan, walau ada kebiasaan pengemudi yang pakai gigi tinggi di turunan, retarder tetap bisa diaktifkan, mengurangi laju.
"Kalau driver bus memang main gigi tinggi, tidak menggunakan engine brake saat turunan. Ketika seperti itu, apakah retarder aktif? akan aktif," kata Zainal di GIIAS, Senin (14/8/2023).
Zainal menjelaskan, untuk sasis bus ada Hino RN 285 yang memiliki retarder hidrolik. Pada kecepatan minimal 10 Kpj, maka retarder bisa diaktifkan, ada empat pilihan percepatan, seberapa besar kekuatan menahannya.
Baca juga: Baterai Suzuki XL7 Hybrid Rusak, Segini Biaya Perbaikannya
"Untuk hidrolis lebih rendah (kekuatan menahan) 500 Nm, 1.000 Nm, 1.500 Nm, sampai 2.000 Nm," kata Zainal.
Jadi sebenarnya dengan ditambah retarder, sebenarnya kecelakaan karena keteledoran pengemudi di jalan turun bisa dikurangi. Apalagi nanti kalau pengemudi sudah lebih tau cara yang aman saat menyetir bus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.